Rupiah masih mengalami tekanan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditambah suku bunga acuan atau BI Rate yang berada di level 7,5% telah berimbas ke pasar keuangan dan pasar modal. Di tengah data makro ekonomi kurang baik itu sejumlah produk investasi dan keuangan dapat menjadi pertimbangan.
Perencana Keuangan Financia Consulting, Eko Endarto menuturkan, investasi tidak terlalu berpengaruh terhadap rupiah melemah. Meski demikian, salah satu investasi yang dapat menjadi pertimbangan yaitu emas.
"Harga emas berhubungan dengan dolar. Saat ini dolar sedang naik dan emas turun. Sekarang nilai valuasi harga emas lagi rendah," ujar Eko saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (15/12/2013).
Eko mengatakan, ketika harga emas yang turun, momen ini dapat dimanfaatkan untuk mengakumulasi emas. Ia pun merekomendasikan untuk memegang emas minimal dalam waktu dua hingga tiga tahun. Imbal hasil emas ini pun cukup menggiurkan dalam setahun.
"Emas dapat menjadi salah satu alternatif apalagi valuasinya sudah rendah. Bisa megang emas minimal dua hingga tiga tahun. Rata-rata return (tingkat pengembalian hasil investasi) emas sekitar 12%-15% per tahun," kata Eko.
Perencana Keuangan Financia Consulting, Eko Endarto menuturkan, investasi tidak terlalu berpengaruh terhadap rupiah melemah. Meski demikian, salah satu investasi yang dapat menjadi pertimbangan yaitu emas.
"Harga emas berhubungan dengan dolar. Saat ini dolar sedang naik dan emas turun. Sekarang nilai valuasi harga emas lagi rendah," ujar Eko saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (15/12/2013).
Eko mengatakan, ketika harga emas yang turun, momen ini dapat dimanfaatkan untuk mengakumulasi emas. Ia pun merekomendasikan untuk memegang emas minimal dalam waktu dua hingga tiga tahun. Imbal hasil emas ini pun cukup menggiurkan dalam setahun.
"Emas dapat menjadi salah satu alternatif apalagi valuasinya sudah rendah. Bisa megang emas minimal dua hingga tiga tahun. Rata-rata return (tingkat pengembalian hasil investasi) emas sekitar 12%-15% per tahun," kata Eko.
2 dari 2 halaman
Lakukan Evaluasi Portofolio Investasi
Sementara itu, Perencana Keuangan, Mike Rini mengatakan, sejumlah data ekonomi kurang baik mulai dari inflasi dan suku bunga acuan naik ditambah rupiah melemah memberikan tekanan ke pasar modal.
Oleh karena itu, investasi di saham pun jadi turun. Namun, produk keuangan seperti deposito, tabungan, dan aset yaitu emas menjadi incaran. Mike mengatakan, di tengah kondisi seperti itu perlu melakukan evaluasi portfolio investasi.
"Produk seperti tabungan dan deposito, aset seperti emas pun jadi primadona ketika suku bunga naik, sedangkan investasi saham sedang turun, " kata Mike.
Selain itu, produk reksa dana pasar uang juga dapat menjadi pilihan karena portofolio lebih banyak di deposito dan surat utang jangka pendek.
Mike melihat, memasuki tahun politik 2014 maka ketidakstabilan politik dan ekonomi akan menjadi perhatian. Oleh karena itu, Mike menyarankan, sebaiknya lebih konservatif dan wait and see untuk berinvestasi di saham.
"Memasuki 2014 akan menghadapi ketidakpastian situasi politik dan ekonomi jadi dapat membuat indeks saham fluktuaktif. Kalau memang sudah masuk pasar saham sebaiknya pilih saham-saham defensif seperti ritel dan consumer goods," ujar Mike.
Berdasarkan data Bloomberg, Rupiah telah melemah 1,3% dari 6 Desember 2013 ke level 12.118 per dolar AS pada pukul 4.13 pada Jumat 12 Desember 2013. Angka itu merupakan level rendah sejak Oktober 2013, dan telah melemah 7 persen. (Ahm/Igw)
Advertisement