Kemungkinan besar Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk mulai memperlambat laju pembelian obligasi bulanan US$ 85 miliar (tapering) dapat membuat pekan ini bagai bahan peledak bagi pasar-pasar keuangan. Rencana tersebut sebenarnya telah digaungkan The Fed sejak Juni.
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (16/12/2013), hingga saat ini The Fed belum memberikan kepastian apapun terkait perubahan kebijakan pada pertemuan direksi pada rapat 17-18 Desember besok. Akan tetapi mayoritas data ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan awal dari penarikan program stimulus AS akan terjadi dalam waktu dekat.
Risiko yang harus dihadapi adalah, pengumuman Gubernur The Fed, Ben Bernanke, akan memicu aksi jual yang yang dapat menekan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.
Pertanyaannya, apakah stabilitas fiskal AS yang lebih baik dan beberapa sinyal kuat dari Eropa dan Asia dapat meyakinkan para pembuat kebijakan bahwa ekonomi AS tidak perlu memotong program stimulus. Selain itu, The Fed juga harus mempertimbangkan kemungkinan reaksi berlebihan para investor dalam menghadapi keputusannya.
"Dengan adanya tapering, para pelaku pasar bisa menyadari bahwa The Fed tahu ekspansi AS tak bertahan lama, bahkan berisiko," ungkap CEO JPMorgan FUnds David Kelly.
Jika benar terjadi, kondisi tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan ekonomi global mengingat penarikan dolar di beberapa negara akan sangat mengejutkan. Kondisi itu juga akan berdampak pada pemulihan ekonomi AS.
Pertumbuhan tenaga kerja, ritel, jasa dan data ekonomi lain di AS yang dipadukan dengan terobosan kesepakatan anggaran pekan lalu telah meyakinkan sejumlah ekonom bahwa The Fed akan mengumumkan pengurangan dana stimulusnya pada Rabu pekan ini. (Sis/Ndw)
Seperti dikutip dari Reuters, Senin (16/12/2013), hingga saat ini The Fed belum memberikan kepastian apapun terkait perubahan kebijakan pada pertemuan direksi pada rapat 17-18 Desember besok. Akan tetapi mayoritas data ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan awal dari penarikan program stimulus AS akan terjadi dalam waktu dekat.
Risiko yang harus dihadapi adalah, pengumuman Gubernur The Fed, Ben Bernanke, akan memicu aksi jual yang yang dapat menekan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.
Pertanyaannya, apakah stabilitas fiskal AS yang lebih baik dan beberapa sinyal kuat dari Eropa dan Asia dapat meyakinkan para pembuat kebijakan bahwa ekonomi AS tidak perlu memotong program stimulus. Selain itu, The Fed juga harus mempertimbangkan kemungkinan reaksi berlebihan para investor dalam menghadapi keputusannya.
"Dengan adanya tapering, para pelaku pasar bisa menyadari bahwa The Fed tahu ekspansi AS tak bertahan lama, bahkan berisiko," ungkap CEO JPMorgan FUnds David Kelly.
Jika benar terjadi, kondisi tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan ekonomi global mengingat penarikan dolar di beberapa negara akan sangat mengejutkan. Kondisi itu juga akan berdampak pada pemulihan ekonomi AS.
Pertumbuhan tenaga kerja, ritel, jasa dan data ekonomi lain di AS yang dipadukan dengan terobosan kesepakatan anggaran pekan lalu telah meyakinkan sejumlah ekonom bahwa The Fed akan mengumumkan pengurangan dana stimulusnya pada Rabu pekan ini. (Sis/Ndw)