Sukses

Dua Direksi Gagal Lolos Ujian BI Tak Pengaruhi Peringkat BTN

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai peningkatan risiko kredit bermasalah BTN akan mempengaruhi peringkat BTN ke depan.

Dua direksi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang tidak lolos fit and proper test Bank Indonesia (BI) tidak mempengaruhi peringkat perseroan. Penurunan peringkat lebih mengarah kepada kinerja bisnis yang dijalankan perseroan.

"TIdak lolosnya dua direksi BUMN yang fit and propert test, sama sekali tidak berpengaruh terhadap peringkat perseroan, tapi yang harus ditekankan tingkat kinerja lah yang membuat peringkat perseroan turun," kata Analis Pefindo Hendro Utomo, saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (16/12/2013).

Ia menambahkan, peringkat BBTN juga dapat mengalami perubahan apabila keadaan peningkatan risiko kredit bermasalah/net performing loan (NPL) perseroan terus menerus mengalami perubahan yang kurang baik. Perseroan menargetkan NPL sekitar 3,1% hingga akhir tahun 2013.

"Peringkat BTN masih stabil, kami masih memberikan peringkat idAAA untuk EBA Kelas A Danareksa BTN01 (DBTN01). Belum ada perubahan sama sekali untuk peringkat, tapi kalau posisi NPL perseroan terus menerus mengalami perubahan yang tidak baik, maka kami akan mengubah peringkatnya," ujar Hendro.

Hendro menambahkan, NPL perseroan memang mengalami kenaikan pada 2013. Meski demikian, perseroan mendapatkan dukunga dari pemerintah untuk mengembangkan sektor perumahan sehingga memberikan sentimen positif untuk perseroan.

"Kalau dukungan pemerintah kepada BTN menurun, maka kami akan melakukan perubahan peringkat, namun kita akan kaji lagi," kata Hendro.

Hendro menambahkan, Pefindo duduk bersama dengan BTN untuk dapat informasi lebih lanjut mengenai kinerja yang diraih perseroan. Memang kini yang masih menjadi perhatian yaitu terkait pertumbuhan kredit kepemilikan rumah (KPR) Perseroan.

Hingga kuartal III 2013, perseroan mencatatkan pendapatan bunga dan bagi hasil naik menjadi Rp 4,14 triliun dari periode sama tahun 2012 senilai Rp 3,53 triliun.

Laba komprehensif tahun berjalan perseroan turun menjadi Rp 939,32 miliar hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai Rp 1 triliun. (Dis/Ahm)