Kebutuhan penerbangan berbiaya murah masih terus meningkat pesat. Peluang bisnis tersebut tak ingin dilewatkan Singapura dan China yang memutuskan menjalin kerjasama dengan membangun maskapai penerbangan murah baru
Seperti dikutip dari CBNN News, Senin (16/12/2013), China Airlines dan Tiger Airways Holdings Ltd sepakat mendirikan maskapai penerbangan murah di Taiwan. Maskapai itu diharapkan dapat memenuhi peningkatan permintaan penerbangan di Asia Timur Laut.
Pada perusahaan patungan tersebut, China Airlines nantinya akan memiliki porsi saham sebesar 90% dan sisanya menjadi milik Tiger Airways. Maskapai penerbangan murah di kawasan Asia yang bakal diberi nama Tigerair Taiwan telah menyiapkan modal usaha senilai US$ 67 juta.
Tahun lalu, Tiger menggabungkan AirAsia Bhd dan unit Jetstar, Qantas Airways untuk membangun maskapai penerbangan guna memenuhi kebutuhan penerbangan murah yang terus meningkat. Dari data yang dihimpun Bloomberg, perjalanan udara Asia telah meningkat tiga kali lipat sejak 2008.
Taiwan berharap dua pesawatnya, Tigerair dan Transasia Airways Corp untuk mulai beroperasi tahun depan. "Usaha patungan baru ini akan memberi akses bagi kami memperluas kehadikan kami ke pasar-pasar yang belum tersentuh seperti Taiwan, Jepang dan Korea," ungkap CEO Tiger Airways Koay Peng Yen.
Koay optimistis terdapat potensi besar untuk tumbuh di pasar-pasar tersebut dan menjadikannya area yang menjanjikan untuk dijelajahi.
Selain Tigerair Taiwan, Nok Airlines Plc Thailand dan Scoot Singapore Airlines Ltd juga berencana mendirikan maskapai penerbangan murah yang berbasis di Hong Kong. Untuk mewujudkan misinya tersebut, dana investasi berjumlah US$ 62 juta akan disiapkan dengan pembagian saham masing-masing sebesar 51% dan 49% untuk Nok dan Scoot.
Hingga saat ini, para penumpang terbang sejauh 114 miliar kilometer dari seluruh maskapai penerbangan murah pada 2012. Sejak 2008, jarak tempuhnya meningkat 37 juta km.(Sis/Shd)
Seperti dikutip dari CBNN News, Senin (16/12/2013), China Airlines dan Tiger Airways Holdings Ltd sepakat mendirikan maskapai penerbangan murah di Taiwan. Maskapai itu diharapkan dapat memenuhi peningkatan permintaan penerbangan di Asia Timur Laut.
Pada perusahaan patungan tersebut, China Airlines nantinya akan memiliki porsi saham sebesar 90% dan sisanya menjadi milik Tiger Airways. Maskapai penerbangan murah di kawasan Asia yang bakal diberi nama Tigerair Taiwan telah menyiapkan modal usaha senilai US$ 67 juta.
Tahun lalu, Tiger menggabungkan AirAsia Bhd dan unit Jetstar, Qantas Airways untuk membangun maskapai penerbangan guna memenuhi kebutuhan penerbangan murah yang terus meningkat. Dari data yang dihimpun Bloomberg, perjalanan udara Asia telah meningkat tiga kali lipat sejak 2008.
Taiwan berharap dua pesawatnya, Tigerair dan Transasia Airways Corp untuk mulai beroperasi tahun depan. "Usaha patungan baru ini akan memberi akses bagi kami memperluas kehadikan kami ke pasar-pasar yang belum tersentuh seperti Taiwan, Jepang dan Korea," ungkap CEO Tiger Airways Koay Peng Yen.
Koay optimistis terdapat potensi besar untuk tumbuh di pasar-pasar tersebut dan menjadikannya area yang menjanjikan untuk dijelajahi.
Selain Tigerair Taiwan, Nok Airlines Plc Thailand dan Scoot Singapore Airlines Ltd juga berencana mendirikan maskapai penerbangan murah yang berbasis di Hong Kong. Untuk mewujudkan misinya tersebut, dana investasi berjumlah US$ 62 juta akan disiapkan dengan pembagian saham masing-masing sebesar 51% dan 49% untuk Nok dan Scoot.
Hingga saat ini, para penumpang terbang sejauh 114 miliar kilometer dari seluruh maskapai penerbangan murah pada 2012. Sejak 2008, jarak tempuhnya meningkat 37 juta km.(Sis/Shd)