Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa memperkirakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hanya bersifat sementara meski kurs rupiah terus terpuruk hingga tak ingin beranjak dari Rp 12.100 per dolar AS.
"Pengaruh biasanya karena kebutuhan perusahaan terhadap dolar AS meningkat di akhir tahun untuk membayar utang. Tapi saya yakin ini hanya bersifat sementara dan akan menguat seiring dengan upaya kita dalam mengurangi defisit transaksi berjalan," ujar dia di Jakarta, Selasa (17/12/2013).
Namun Hatta mengaku, kebutuhan tersebut sudah tersedia dengan total nilai sebesar US$ 7,3 miliar pada Desember atau lebih tinggi dibanding kebutuhan dolar AS di November sebesar US$ 6,3 miliar.
"Kebutuhan itu semuanya sudah tersedia, tidak ada masalah. Bank Indonesia (BI) juga ada di pasar. Jangan khawatir, gerak kurs rupiah mencerminkan fundamentalnya dan kita perlu menanggulangi defisit transaksi berjalan," jelasnya.
Di samping itu, Hatta juga mengimbau kepada seluruh eksportir untuk menyimpan dananya di bank-bank dalam negeri. Sebab total nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 15 miliar-US$ 17 miliar per bulan. "Kami minta mereka (eksportir) untuk masuk ke sini. Kalau hasil ekspor ada di sini kan sangat baik," tandasnya. (Fik/Ndw)
"Pengaruh biasanya karena kebutuhan perusahaan terhadap dolar AS meningkat di akhir tahun untuk membayar utang. Tapi saya yakin ini hanya bersifat sementara dan akan menguat seiring dengan upaya kita dalam mengurangi defisit transaksi berjalan," ujar dia di Jakarta, Selasa (17/12/2013).
Namun Hatta mengaku, kebutuhan tersebut sudah tersedia dengan total nilai sebesar US$ 7,3 miliar pada Desember atau lebih tinggi dibanding kebutuhan dolar AS di November sebesar US$ 6,3 miliar.
"Kebutuhan itu semuanya sudah tersedia, tidak ada masalah. Bank Indonesia (BI) juga ada di pasar. Jangan khawatir, gerak kurs rupiah mencerminkan fundamentalnya dan kita perlu menanggulangi defisit transaksi berjalan," jelasnya.
Di samping itu, Hatta juga mengimbau kepada seluruh eksportir untuk menyimpan dananya di bank-bank dalam negeri. Sebab total nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 15 miliar-US$ 17 miliar per bulan. "Kami minta mereka (eksportir) untuk masuk ke sini. Kalau hasil ekspor ada di sini kan sangat baik," tandasnya. (Fik/Ndw)