Sebagian besar penyaluran kredit PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) untuk segmen mikro memberikan keuntungan bagi perseroan. Penyaluran kredit mikro yang dinilai lebih tahan krisis ini akan menopang kinerja perseroan.
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, segmen mikro yang cenderung memiliki bunga kredit tinggi serta lebih tahan terhadap guncangan membuat BRI memiliki portofolio lebih stabil.
Perseroan memang sebagai pemain utama pada segmen mikro dengan pangsa pasar mencapai 50% di bisnis mikro. Segmen ini dinilai memiliki kelebihan dalam menghadapi krisis ekonomi.
"Salah satunya adalah rendahnya kontribusi terhadap kegiatan ekspor dan impor dengan kegiatan itu berkorelasi pada nilai tukar mata uang yang fluktuaktif," tulis riset Sinarmas Sekuritas.
Kedua, produk dari segmen ini merupakan produk kebutuhan konsumsi rumah tangga harian yang tetap harus dipenuhi dalam kondisi krisis sekalipun. Ketiga, segmen mikro memberikan interest yield lebih tinggi dibanding kredit korporasi.
BRI terus melanjutkan perkembangan kredit mikro yang sekarang sudah mendominasi portofolio kredit dari BRI dengan berbagai upaya seperti penambahan terasBRI dan teras BRI mobile.
BRI pun mampu mencatat pertumbuhan kredit mikro secara year on year sebesar 26,8% pada kuartal ketiga 2013 dari Rp 101,1 triliun menjadi Rp 128,2 triliun.
Selain itu, perseroan juga mampu menjaga kualitas kreditnya yang di atas rata-rata industri.
"Dengan terus menunjukkan perbaikan NPL, BRI dapat menekan NPLnya di bawah rata-rata industri menjadi 1,77% pada kuartal ketiga 2013. Hal itu terlihat dari langkah BRI yang sangat mementingkan repayment capacity," tulis riset PT Sinarmas Sekuritas, seperti dikutip Rabu (18/12/2013).
Target Harga
Dalam riset disebutkan, krisis global tahun 2008 mengakibatkan IHSG mengalami penurunan sebesar 106% dari awal tahun 2,765 dan ditutup 1,341 pada akhir tahun.
Per 16 Desember 2013, valuasi terhadap price earning (PE) dan price book value (PBV) saat ini berada di level 7,78x dan 2,28 menunjukkan valuasi pada harga sekarang ini sudah lebih rendah dari valuasi pada akhir 2008 dengan PE 9,2X dan PBV 2,5. Sinarmas Sekuritas pun
"Berdasarkan target harga yang diperkirakan yaitu sebesar Rp 9.550 maka PE 2014 adalah 9,04x dan PBV sebesar 2,29x," tulis riset itu.
Pada perdagangan saham Rabu (18/12/2013), saham BBRI naik 2,16% ke level Rp 7.100 per saham. Nilai transaksi harian saham perseroan mencapai Rp 232,6 miliar.(Ahm)
Baca juga:
BRI Kalahkan Bank Mandiri
Kredit Tumbuh Rendah, BRI Tidak Akan Suntik Modal ke Anak Usaha
Garap Bank Tanpa Kantor, Capex BRI 2014 Habis untuk TI
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, segmen mikro yang cenderung memiliki bunga kredit tinggi serta lebih tahan terhadap guncangan membuat BRI memiliki portofolio lebih stabil.
Perseroan memang sebagai pemain utama pada segmen mikro dengan pangsa pasar mencapai 50% di bisnis mikro. Segmen ini dinilai memiliki kelebihan dalam menghadapi krisis ekonomi.
"Salah satunya adalah rendahnya kontribusi terhadap kegiatan ekspor dan impor dengan kegiatan itu berkorelasi pada nilai tukar mata uang yang fluktuaktif," tulis riset Sinarmas Sekuritas.
Kedua, produk dari segmen ini merupakan produk kebutuhan konsumsi rumah tangga harian yang tetap harus dipenuhi dalam kondisi krisis sekalipun. Ketiga, segmen mikro memberikan interest yield lebih tinggi dibanding kredit korporasi.
BRI terus melanjutkan perkembangan kredit mikro yang sekarang sudah mendominasi portofolio kredit dari BRI dengan berbagai upaya seperti penambahan terasBRI dan teras BRI mobile.
BRI pun mampu mencatat pertumbuhan kredit mikro secara year on year sebesar 26,8% pada kuartal ketiga 2013 dari Rp 101,1 triliun menjadi Rp 128,2 triliun.
Selain itu, perseroan juga mampu menjaga kualitas kreditnya yang di atas rata-rata industri.
"Dengan terus menunjukkan perbaikan NPL, BRI dapat menekan NPLnya di bawah rata-rata industri menjadi 1,77% pada kuartal ketiga 2013. Hal itu terlihat dari langkah BRI yang sangat mementingkan repayment capacity," tulis riset PT Sinarmas Sekuritas, seperti dikutip Rabu (18/12/2013).
Target Harga
Dalam riset disebutkan, krisis global tahun 2008 mengakibatkan IHSG mengalami penurunan sebesar 106% dari awal tahun 2,765 dan ditutup 1,341 pada akhir tahun.
Per 16 Desember 2013, valuasi terhadap price earning (PE) dan price book value (PBV) saat ini berada di level 7,78x dan 2,28 menunjukkan valuasi pada harga sekarang ini sudah lebih rendah dari valuasi pada akhir 2008 dengan PE 9,2X dan PBV 2,5. Sinarmas Sekuritas pun
"Berdasarkan target harga yang diperkirakan yaitu sebesar Rp 9.550 maka PE 2014 adalah 9,04x dan PBV sebesar 2,29x," tulis riset itu.
Pada perdagangan saham Rabu (18/12/2013), saham BBRI naik 2,16% ke level Rp 7.100 per saham. Nilai transaksi harian saham perseroan mencapai Rp 232,6 miliar.(Ahm)
Baca juga:
BRI Kalahkan Bank Mandiri
Kredit Tumbuh Rendah, BRI Tidak Akan Suntik Modal ke Anak Usaha
Garap Bank Tanpa Kantor, Capex BRI 2014 Habis untuk TI