Rupiah ambruk ke level terendah dalam lima tahun terakhir setelah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mengumumkan akan mengurangi dana stimulusnya sebesar US$ 10 miliar mulai bulan depan. Selama ini, negara-negara berkembang termasuk Indonesia menikmati guyuran dana stimulus AS sebesar US$ 85 miliar per bulan.
Mengutip data valuta asing Bloomberg, Kamis (19/11/2013), di pasar bank domestik, rupiah melemah ke level 12.203 per dolar AS atau turun 0,3% pada perdagangan pukul 9:15 waktu Jakarta. Sebelumnya rupiah sempat menyentuh angka 12.210, level terendah sejak Desember 2008.
Sedangkan di pasar non delivered forward satu bulan, nilai tukar rupiah melemah 0,4% menjadi 12.178 per dolar AS. Angka tersebut 0,2% lebih kuat dibandingkan pasar spot.
Gubernur The Fed Ben Bernanke semalam akhirnya mengumumkan akan mengurangi dana stimulusnya menjadi Us$ 75 miliar per bulan akibat meningkatnya proyeksi pasar tenaga kerja AS. Meski demikian, bank sentral AS tetap menahan suku bunga acuannya di level rendah, bahkan saat jumlah pengangguran lebih rendah dari 6,5%.
"The Fed masih menahan suku bunganya tetap rendah, jadi kami tak memprediksi adanya penarikan dana asing ke luar secara drastis," ungkap Head of Fixed-income Research PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto.
Dia memprediksi adanya aliran dana asing yang masuk akibat peningkatkan neraca transaksi berjalan tahun depan dapat mendorong obligasi dan memperkuat nilai tukar rupiah.
Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, mengatakan, pemerintah Indonesia akan merevisi asumsi nilai tukar rupiah pada anggaran 2014 dari angka sebelumnya sebesar 10.500 per dolar. Selain itu defisit transaksi berjalan sebear 2,5% dari produk domestik bruto (PDB) masih menjadi target 2014.
Selain itu volatilitas rupiah satu bulan ke depan, tercatat anjlok 20 basis point atau menjadi 14,94%, level terendah sejak 4 Desember. Sementara itu Association of Banks di Singapura mencatat kurs rupiah di pasar NDF melemah dari 11.987 per dolar AS pada perdagangan kemarin. (Sis/Shd)
Baca Juga:
Mengutip data valuta asing Bloomberg, Kamis (19/11/2013), di pasar bank domestik, rupiah melemah ke level 12.203 per dolar AS atau turun 0,3% pada perdagangan pukul 9:15 waktu Jakarta. Sebelumnya rupiah sempat menyentuh angka 12.210, level terendah sejak Desember 2008.
Sedangkan di pasar non delivered forward satu bulan, nilai tukar rupiah melemah 0,4% menjadi 12.178 per dolar AS. Angka tersebut 0,2% lebih kuat dibandingkan pasar spot.
Gubernur The Fed Ben Bernanke semalam akhirnya mengumumkan akan mengurangi dana stimulusnya menjadi Us$ 75 miliar per bulan akibat meningkatnya proyeksi pasar tenaga kerja AS. Meski demikian, bank sentral AS tetap menahan suku bunga acuannya di level rendah, bahkan saat jumlah pengangguran lebih rendah dari 6,5%.
"The Fed masih menahan suku bunganya tetap rendah, jadi kami tak memprediksi adanya penarikan dana asing ke luar secara drastis," ungkap Head of Fixed-income Research PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto.
Dia memprediksi adanya aliran dana asing yang masuk akibat peningkatkan neraca transaksi berjalan tahun depan dapat mendorong obligasi dan memperkuat nilai tukar rupiah.
Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, mengatakan, pemerintah Indonesia akan merevisi asumsi nilai tukar rupiah pada anggaran 2014 dari angka sebelumnya sebesar 10.500 per dolar. Selain itu defisit transaksi berjalan sebear 2,5% dari produk domestik bruto (PDB) masih menjadi target 2014.
Selain itu volatilitas rupiah satu bulan ke depan, tercatat anjlok 20 basis point atau menjadi 14,94%, level terendah sejak 4 Desember. Sementara itu Association of Banks di Singapura mencatat kurs rupiah di pasar NDF melemah dari 11.987 per dolar AS pada perdagangan kemarin. (Sis/Shd)
Baca Juga: