Manajemen PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) meyakini permintaan baja mengalami peningkatan sebesar 5%-7% sepanjang 2014 di tengah kondisi ekonomi global belum pasti.
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Irvan S Hakim mengatakan, perseroan optimistis permintaan baja bisa tumbuh. Selain itu, perseroan berharap harga baja internasional bisa baik di tahun depan.
"Kami yakin permintaan baja bisa tumbuh lah sebesar 5%-7%, walaupun keadaan global yang tidak memungkinkan, tapi permintaan yang tumbuh segitu sudah bagus lah," ujar Irvan usai acara MoU penandatanganan Pendirian pabrik patungan dengan nama PT Krakatau Semen Indonesia di Kantor Krakatau Steel, Jakarta, Jumat (20/12/2013).
Irvan menjelaskan, peningkatan permintaan baja tidak lepas dari harga baja internasional yang baik pada tahun depan. Hal itu karena harga baja internasional bisa mempengaruhi laju produksi baja.
Konsumsi baja diprediksi bisa tumbuh menjadi 15 juta ton di tahun 2015. Peningkatan konsumsi baja tidak lepas dari proyek-proyek yang dijalankan oleh pemerintah, seperti Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Adapun konsumsi baja di tahun 2015 mengalami peningkatan dua kali lipat, jika dibanding kebutuhan baja pada tahun ini yang mencapai 8 juta ton. Peningkatan konsumsi baja terkait proyek MP3EI, seperti proyek jalan tol, bangunan baru, jembatan dan masih banyak yang lainnya.
"Untuk itu permintaan baja tahun depan bisa 10-11 juta ton. Peningkatan itu cukup baik, walaupun tumbuh sedikit dari tahun ini," tegasnya.
Lanjut Irvan, meskipun peningkatan permintaan baja pada tahun depan hanya sedikit, namun ia optimis peningkatan permintaan bisa terealisasi dengan baik. (Dis/Ahm)
Baca Juga:
Semen Indonesia dan Krakatau Steel Bangun Pabrik Rp 440 Miliar
Krakatau Steel Tambah Pinjaman US$ 200 juta untuk Bangun Pabrik
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Irvan S Hakim mengatakan, perseroan optimistis permintaan baja bisa tumbuh. Selain itu, perseroan berharap harga baja internasional bisa baik di tahun depan.
"Kami yakin permintaan baja bisa tumbuh lah sebesar 5%-7%, walaupun keadaan global yang tidak memungkinkan, tapi permintaan yang tumbuh segitu sudah bagus lah," ujar Irvan usai acara MoU penandatanganan Pendirian pabrik patungan dengan nama PT Krakatau Semen Indonesia di Kantor Krakatau Steel, Jakarta, Jumat (20/12/2013).
Irvan menjelaskan, peningkatan permintaan baja tidak lepas dari harga baja internasional yang baik pada tahun depan. Hal itu karena harga baja internasional bisa mempengaruhi laju produksi baja.
Konsumsi baja diprediksi bisa tumbuh menjadi 15 juta ton di tahun 2015. Peningkatan konsumsi baja tidak lepas dari proyek-proyek yang dijalankan oleh pemerintah, seperti Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Adapun konsumsi baja di tahun 2015 mengalami peningkatan dua kali lipat, jika dibanding kebutuhan baja pada tahun ini yang mencapai 8 juta ton. Peningkatan konsumsi baja terkait proyek MP3EI, seperti proyek jalan tol, bangunan baru, jembatan dan masih banyak yang lainnya.
"Untuk itu permintaan baja tahun depan bisa 10-11 juta ton. Peningkatan itu cukup baik, walaupun tumbuh sedikit dari tahun ini," tegasnya.
Lanjut Irvan, meskipun peningkatan permintaan baja pada tahun depan hanya sedikit, namun ia optimis peningkatan permintaan bisa terealisasi dengan baik. (Dis/Ahm)
Baca Juga:
Semen Indonesia dan Krakatau Steel Bangun Pabrik Rp 440 Miliar
Krakatau Steel Tambah Pinjaman US$ 200 juta untuk Bangun Pabrik