Selama ini, PT Pertamina (Persero) terkesan memonopoli bisnis gas di Indonesia. Namun ternyata ada pesaing lain yang menjalani usaha serupa dan menawarkan produk tabung gas elpiji. Bisnis ini dijalani sebuah perusahaan swasta berlabel PT Blue Gas Indonesia.
Menurut pantauan Liputan6.com di salah satu rumah milik Pengecer Resmi (agen) Blue Gas Indonesia di Jalan Mardani Nomor 11 Cempaka Barat, Jakarta Pusat, dari sisi bentuk, tabung elpiji merek Blue Gaz dan Pertamina sudah jauh berbeda.
Sama-sama berwarna biru, ukuran tabung Blue Gaz lebih kecil dibanding Pertamina. Maklum, Blue Gaz hanya memiliki dua ukuran, yakni 3 kilogram (kg) dan 5,5 kg. Sedangkan elpiji milik BUMN tersebut berukuran 3 kg, 12 kg dan 50 kg.
Pengecer Resmi Blue Gaz, Hilwani (54) mengatakan, harga elpiji ini dibanderol seharga Rp 45 ribu untuk ukuran 3 kg dan ukuran 5,5 kg sebesar Rp 85 ribu per tabung. Ini merupakan harga terbaru beberapa bulan belakangan.
"Harganya sudah turun dari harga sebelumnya di Agustus 2013 yang sempat menembus Rp 90 ribu per tabung untuk ukuran 5,5 kg. Sementara harga tabung 3 kg sama," ucap dia yang sudah memulai usaha sejak 1998 saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Selasa (7/1/2014).
Dari sisi penggunaan, lanjut Hilwani, Blue Gaz dapat dimanfaatkan untuk memasak dan menjadi salah satu perlengkapan bagi para pekerja las besi. Sedangkan elpiji Pertamina selama ini hanya bisa digunakan untuk memasak saja.
"Biarpun sedikit lebih mahal, Blue Gaz terkenal irit sampai tukang soto yang jadi pelanggan kami mengatakan seperti itu. Gas dari produk ini juga bisa menciptakan api yang biru sehingga lebih aman," terang dia.
Dengan harga itu, tambah dia, mayoritas pelanggan Blue Gaz adalah kalangan ibu rumah tangga, dan pengusaha warung makan seperti warteg maupun restoran.
"Sampai pelanggan di Kelapa Gading cari Blue Gaz di tempat kami. Ini saja saya sudah tidak isi-isi, pelanggan masih banyak yang nyari," tutur Wanita berjilbab yang tengah konsen berbisnis kos-kosan.
Dari sisi pelayanan, Ibu dari lima orang anak ini mengatakan, tak perlu datang ke distributor untuk mengisi tabung-tabung kosong Blue Gaz. Sebab pihak dari Blue Gaz yang menghampiri langsung rumah pengecer.
"Tidak perlu ke distributor, karena mereka yang datangin kami. Misalnya isi tabung gas seminggu sekali, atau bahkan pernah sehari sekali walaupun sedikit. Yang penting diisi," pungkas Hilwani.(Fik/Nrm)
Menurut pantauan Liputan6.com di salah satu rumah milik Pengecer Resmi (agen) Blue Gas Indonesia di Jalan Mardani Nomor 11 Cempaka Barat, Jakarta Pusat, dari sisi bentuk, tabung elpiji merek Blue Gaz dan Pertamina sudah jauh berbeda.
Sama-sama berwarna biru, ukuran tabung Blue Gaz lebih kecil dibanding Pertamina. Maklum, Blue Gaz hanya memiliki dua ukuran, yakni 3 kilogram (kg) dan 5,5 kg. Sedangkan elpiji milik BUMN tersebut berukuran 3 kg, 12 kg dan 50 kg.
Pengecer Resmi Blue Gaz, Hilwani (54) mengatakan, harga elpiji ini dibanderol seharga Rp 45 ribu untuk ukuran 3 kg dan ukuran 5,5 kg sebesar Rp 85 ribu per tabung. Ini merupakan harga terbaru beberapa bulan belakangan.
"Harganya sudah turun dari harga sebelumnya di Agustus 2013 yang sempat menembus Rp 90 ribu per tabung untuk ukuran 5,5 kg. Sementara harga tabung 3 kg sama," ucap dia yang sudah memulai usaha sejak 1998 saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Selasa (7/1/2014).
Dari sisi penggunaan, lanjut Hilwani, Blue Gaz dapat dimanfaatkan untuk memasak dan menjadi salah satu perlengkapan bagi para pekerja las besi. Sedangkan elpiji Pertamina selama ini hanya bisa digunakan untuk memasak saja.
"Biarpun sedikit lebih mahal, Blue Gaz terkenal irit sampai tukang soto yang jadi pelanggan kami mengatakan seperti itu. Gas dari produk ini juga bisa menciptakan api yang biru sehingga lebih aman," terang dia.
Dengan harga itu, tambah dia, mayoritas pelanggan Blue Gaz adalah kalangan ibu rumah tangga, dan pengusaha warung makan seperti warteg maupun restoran.
"Sampai pelanggan di Kelapa Gading cari Blue Gaz di tempat kami. Ini saja saya sudah tidak isi-isi, pelanggan masih banyak yang nyari," tutur Wanita berjilbab yang tengah konsen berbisnis kos-kosan.
Dari sisi pelayanan, Ibu dari lima orang anak ini mengatakan, tak perlu datang ke distributor untuk mengisi tabung-tabung kosong Blue Gaz. Sebab pihak dari Blue Gaz yang menghampiri langsung rumah pengecer.
"Tidak perlu ke distributor, karena mereka yang datangin kami. Misalnya isi tabung gas seminggu sekali, atau bahkan pernah sehari sekali walaupun sedikit. Yang penting diisi," pungkas Hilwani.(Fik/Nrm)