Sukses

Dirjen Pajak Malu dengan Manajemen Perpajakan RI

Dirjen Pajak Fuad Rahmany mengaku malu dengan manajemen perpajakan yang ada di Indonesia. Kenapa?

Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Fuad Rahmany mengaku malu dengan manajemen perpajakan yang ada di Indonesia. Apa alasannya?

Hal itu diungkapkan karena manajemen perpajakan Indonesia kalah jauh jika dibandingkan dengan negara lain yang memiliki jumlah penduduk lebih sedikit, namun justru memiliki jumlah pegawai pajak yang lebih banyak daripada Indonesia.

"Di Indonesia ada 400-an kabupaten itu hanya dilayani 331 kantor pelayanan pajak, itu keterlaluan menurut saya. Saya malu kalau bertemu ke luar negeri dengan negara lain, malu sekali," kata Fuad di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (11/1/2013)

Fuad mengaku selama masa jabatannya yang sudah berjalan tiga tahun, dirinya mengaku sulit untuk mengajukan penambahan jumlah pegawai Ditjen Pajak.

Saat ini jumlah pegawai Ditjen Pajak berkisar 31 ribu pegawai, hal itu justru menurun jika dibandingkan tahun lalu yang sejumlah 32 ribu pegawai.

"Jepang penduduknya 120 juta, tapi pegawai pajaknya 66 ribu. Jerman penduduknya 82 juta, pegawai pajaknya 110 ribu, hayo, kita mau apa, kalau kita dibilang begitu kan baru sadar kalau Ditjen Pajak ini terbelakang," kata Fuad.

Keterbelakangan DJP inilah yang menjadi alasan dalam beberapa tahun terakhir target penerimaan pajak yang sudah ditetapkan pemerintah melalui APBN tidak pernah mencapai target.

Namun meski begitu, Fuad sangat mengapresiasi pegawai pajak yang saat ini karena mampu mendorong pertumbuhan pajak di tengah kondisi ekonomi negara yang tertekan akibat kondisi ekonomi global.

"Saya salut sama pegawai DJP sekarang, mereka berkerja keras dengan hasil penerimaan pajak mampu tumbuh 10%, padahal ekonomi kita lagi tertekan," pungkasnya. (Yas/Ndw)

Baca juga:

Siap-siap! Sektor Keuangan & Properti Tengah Jadi Incaran Pajak

Penerimaan Pajak 2013 Kurang Rp 76,3 Triliun dari Target