Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara mengungkapkan hal itu dibuktikan dengan masih diminatinya penawaran global bond yang dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu.
"Karena buktinya pemerintah kemarin menawarkan global bond cari US$ 3 miliar yang masuk sampai US$ 17 miliar, itu kan artinya bahwa mereka masih sangat berminat masuk ke emerging country (negara berkembang)," ungkap Mirza saat berbincang dengan Liputan6.com yang ditulis, Selasa (14/1/2014).
Baca Juga
Hal ini menjadi angin segar bagi Indonesia. Pasalnya, sejak kuartal III 2013, para investor asing telah keluar dari negara berkembang seperti Indonesia.
Advertisement
"Kami berharap mereka kuartal I (2014) akan berbondong-bondong masuk di negara berkembang," katanya.
Sementara itu, menanggapi laporan lembaga keuangan internasional yang melaporkan bagi para investor asing untuk sementara menghindari negara berkembang, Mirza mengaku tak terlalu khawatir.
"Kan memang situasinya situasi tapering di mana yield dari surat utang Amerika meningkat, karena itu memng fund meneger itu melkkan realokasi," tegas mantan Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu.
Menghadapi isu tapering ini, Bank Indonesia bersama pemangku kebijakan lain akan terus berkoordinasi supaya Indonesia siap menerima segala macam isu apapun dari global, dan menjadikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kemampuan daya beli masyarakat tetap terjaga dengan baik. (Yas/Ndw)