Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek dan wilayah lain di Indonesia dikhawatirkan menggangu pasokan sayur dan buah di masyarakat.
Ketua Dewan Hortikultura Indonesia Benny Kusbini mengaku bencana banjir sudah mulai membuat pasokan sayur dan buah terganggu. Mulai dari tanaman yang rusak karena kebanjiran dan petani pun kesulitan menanam kembali dengan cuaca yang ada.
Kalaupun ada pasokan, sulit tersalurkan akibat jalan banyak yang rusak terimbas banjir. "Karena itu pemerintah jangan lengah dan ingat juga soal kondisi pasokan sayur dan buah ini selain tentang masalah banjir itu sendiri," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Sabtu (18/1/2014).
Dia mengakui jika kondisi ini kerap terjadi saat banjir melanda.Sayur merupaan komoditas yang sangat rentan terkena karena sifat mereka yang mudah membusuk. Alhasil jika pasokan sulit akan mengerek harga sayur dan buah di pasaran.
Dia mencontohkan seperti cabai yang kini harganya merangkak naik dari di bawah Rp 20 ribu menjadi Rp 40 ribu per kilogram. Demikian pula harga sayur lain seperti tomat, bawang dan sayuran hijau.
Petani, lanjut dia, juga dipastikan sulit melakukan aktivitas bertanam seperti biasanya saat musim hujan ini. Mereka akan menunggu cuaca lebih menunjang.
Masalah muncul saat para petani tak bercocok tanam mereka akan menghabiskan simpanan yang ada. Alhasil, dipastikan jika cuaca memadai mereka akan kesulitan mencari modal bertanam.
Sebab itu, dia meminta pemerintah segera mengambil langkah antisipasi sebelum kondisi kian memburuk untuk menjamin pasokan sayur dan buah. Mulai dari memperbaiki kondisi pertanian yang terkena banjir dan bantuan bagi petani untuk bercocok tanam.
"Karena kalau ini tak segera dilakukan saya jamin negara tetangga pasti senang karena kita harus mengambil lebih banyak sayur dan buah dari mereka alias mengimpor," tegas dia. (Nrm)
Baca juga:
Harga Sayuran Meroket Gara-gara Banjir
RI Musnahkan Buah dan Sayur Ilegal Senilai Rp 610 Miliar
Ketua Dewan Hortikultura Indonesia Benny Kusbini mengaku bencana banjir sudah mulai membuat pasokan sayur dan buah terganggu. Mulai dari tanaman yang rusak karena kebanjiran dan petani pun kesulitan menanam kembali dengan cuaca yang ada.
Kalaupun ada pasokan, sulit tersalurkan akibat jalan banyak yang rusak terimbas banjir. "Karena itu pemerintah jangan lengah dan ingat juga soal kondisi pasokan sayur dan buah ini selain tentang masalah banjir itu sendiri," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Sabtu (18/1/2014).
Dia mengakui jika kondisi ini kerap terjadi saat banjir melanda.Sayur merupaan komoditas yang sangat rentan terkena karena sifat mereka yang mudah membusuk. Alhasil jika pasokan sulit akan mengerek harga sayur dan buah di pasaran.
Dia mencontohkan seperti cabai yang kini harganya merangkak naik dari di bawah Rp 20 ribu menjadi Rp 40 ribu per kilogram. Demikian pula harga sayur lain seperti tomat, bawang dan sayuran hijau.
Petani, lanjut dia, juga dipastikan sulit melakukan aktivitas bertanam seperti biasanya saat musim hujan ini. Mereka akan menunggu cuaca lebih menunjang.
Masalah muncul saat para petani tak bercocok tanam mereka akan menghabiskan simpanan yang ada. Alhasil, dipastikan jika cuaca memadai mereka akan kesulitan mencari modal bertanam.
Sebab itu, dia meminta pemerintah segera mengambil langkah antisipasi sebelum kondisi kian memburuk untuk menjamin pasokan sayur dan buah. Mulai dari memperbaiki kondisi pertanian yang terkena banjir dan bantuan bagi petani untuk bercocok tanam.
"Karena kalau ini tak segera dilakukan saya jamin negara tetangga pasti senang karena kita harus mengambil lebih banyak sayur dan buah dari mereka alias mengimpor," tegas dia. (Nrm)
Baca juga:
Harga Sayuran Meroket Gara-gara Banjir
RI Musnahkan Buah dan Sayur Ilegal Senilai Rp 610 Miliar