Musim hujan dengan intenstitas tinggi yang terjadi beberapa hari ini di wilayah Indonesia mulai berdampak terhadap harga produk-produk. Harga produk pangan terutama sayuran di pasar tradisional kini mulai merangkak naik.
Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok merupakan hal wajar selama musim hujan berlangsung. Kenaikan harga tak bisa dielakan karena sejumlah produk pertanian mengalami gagal panen dan rusak.
"(Harga naik) Karena pasokan kurang, beberapa produk gagal dan rusak, pengiriman terlambat. Banyak hambatan terutama yang gagal panen atau tidak mencapai target," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (19/1/2014).
Menurut Ngadiran, produk pertanian yang sangat rentan akan gagal panen dan busuk akibat disimpan lama diantaranya cabai yang telah mengalami pasang surut harga di pasar tradisional. Selain cabai, sayuran lain seperti wortel dan bawang merah juga biasanya mengalami gangguan pada saat musim hujan seperti saat ini.
"Ada beberapa wortel dan bawang merah, tetapi terutama cabai, karena didaerah tertentu ada beberapa yg rusak, kena arus-arus ini yang mestinya saat panen tetapi tidak bisa panen jadinya rusak," lanjutnya.
Selain gagal panen, faktor penyebab kenaikan harga adalah arus distriubusi barang yang terganggu karena banjir serta cuaca buruk pada perairan sehingga mengganggu distrubusi antar pulau.
"Musim hujan seperti ini kan panennya susah kemudian pengirimannya juga susah. Jadi biayanya tidak standar. Ongkos panen dan kirim enggak bisa kalau dengan harga biasa saat seperti ini. Karena lambat jadi bensinnya habis lebih banyak," jelasnya.
APPSI memperkirakan kenaikan harga sayuran di pasar tradisional bakal naik berkisar 5%-10%. "Kenaikan tidak besar tetapi ada, hampir rata-rata naik, kenaikan itu berkisar 5%-10%. Malah ada produk-produk tertentu lebih dari 10%. Tetapi memang tidak sama kenaikannya itu. Kenaikan yang lebih 10% itu cabai, krn riskan sekali," tandasnya.(Dny/Shd)
Baca Juga
Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan kenaikan harga bahan kebutuhan pokok merupakan hal wajar selama musim hujan berlangsung. Kenaikan harga tak bisa dielakan karena sejumlah produk pertanian mengalami gagal panen dan rusak.
"(Harga naik) Karena pasokan kurang, beberapa produk gagal dan rusak, pengiriman terlambat. Banyak hambatan terutama yang gagal panen atau tidak mencapai target," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (19/1/2014).
Menurut Ngadiran, produk pertanian yang sangat rentan akan gagal panen dan busuk akibat disimpan lama diantaranya cabai yang telah mengalami pasang surut harga di pasar tradisional. Selain cabai, sayuran lain seperti wortel dan bawang merah juga biasanya mengalami gangguan pada saat musim hujan seperti saat ini.
"Ada beberapa wortel dan bawang merah, tetapi terutama cabai, karena didaerah tertentu ada beberapa yg rusak, kena arus-arus ini yang mestinya saat panen tetapi tidak bisa panen jadinya rusak," lanjutnya.
Selain gagal panen, faktor penyebab kenaikan harga adalah arus distriubusi barang yang terganggu karena banjir serta cuaca buruk pada perairan sehingga mengganggu distrubusi antar pulau.
"Musim hujan seperti ini kan panennya susah kemudian pengirimannya juga susah. Jadi biayanya tidak standar. Ongkos panen dan kirim enggak bisa kalau dengan harga biasa saat seperti ini. Karena lambat jadi bensinnya habis lebih banyak," jelasnya.
APPSI memperkirakan kenaikan harga sayuran di pasar tradisional bakal naik berkisar 5%-10%. "Kenaikan tidak besar tetapi ada, hampir rata-rata naik, kenaikan itu berkisar 5%-10%. Malah ada produk-produk tertentu lebih dari 10%. Tetapi memang tidak sama kenaikannya itu. Kenaikan yang lebih 10% itu cabai, krn riskan sekali," tandasnya.(Dny/Shd)
Baca Juga
5 Negara Pemasok Pangan Terbesar Bagi Indonesia
RI Masih Impor 7 Pangan Ini dari Malaysia
Baca Juga
Daftar 29 Bahan Pangan yang Diimpor RI sampai November
Advertisement