Pemerintah membeberkan realisasi investasi sepanjang 2013 tumbuh sekitar 25% dibanding pencapaian penanaman modal pada 2012. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia sukses menyandang predikat sebagai negara berbasis produksi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengungkapkan, realisasi investasi sampai akhir Desember lalu menembus angka Rp 398,6 triliun. Realisasi tersebut melampaui target Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang memasang proyeksi Rp 390 triliun.
"Ada pertumbuhan sekitar 25% atau melampaui target," terangnya usai menghadiri Indonesia Investor Forum 3 di JCC, Selasa (21/1/2014).
Dari realisasi investasi tersebut, pemerintah mencatat porsi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 270,4 triliun atau mencapai 67,83% dari total Rp 398,6 triliun.
Pemerintah juga mencatat, 63% dari pencapaian realisasi investasi merupakan penanaman modal baru. Sedangkan sisanya merupakan investasi lama berupa ekspansi. Sebelumnya porsi antara investasi baru dan lama masing-masing sekitar 50%.
"Artinya tren yang menempatkan Indonesia sebagai basis produksi benar-benar terjadi. Ini seiring dengan komitmen pemerintah menerapkan kebijakan hilirisasi pertambangan," tutur dia.
Sepanjang 2013, investor asing mengincar sejumlah proyek terutama di sektor energi dan pertambangan. Kontribusi dari sektor tersebut mencapai 21% dari total PMA. Sedangkan investasi di sektor kendaraan bermotor dan alat transportasi berkontribusi sebesar 13%, disusul mesin dan elektronik 13%, sektor kimia dan farmasi 11%, sektor makanan dan minuman 8% dan lainnya 34%.
Dia berharap, tren investasi akan lebih baik di tahun ini dengan patokan target sebesar Rp 506,9 triliun. Terlebih, minat penanam modal terus menyesaki proyek-proyek Master Plan Percepatan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) seperti pelabuhan, bandara, jalan tol dan sebagainya.
"Proyek MP3EI yang sudah ground breaking sampai akhir tahun lalu mencapai Rp 828,7 triliun dan kebanyakan digarap oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sehingga kami ingin memaksimalkan peran swasta dan investor asing dalam proyek pembangunan di tanah air," jelas dia.
Hatta mengimbau, agar pemerintah dapat lebih cermat terhadap serbuan investasi yang bakal masuk ke Indonesia. Pasalnya, kegiatan investasi rawan meningkatkan impor bahan baku dan penolong. Ini akan semakin memberatkan neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia.
"Kalau investasi meningkatkan impor barang modal sih tidak apa karena untuk meningkatkan produktivitas. Tapi kalau banyak impor bahan baku dan penolong ini yang harus hati-hati," tukas Hatta.(Fik/Shd)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengungkapkan, realisasi investasi sampai akhir Desember lalu menembus angka Rp 398,6 triliun. Realisasi tersebut melampaui target Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang memasang proyeksi Rp 390 triliun.
"Ada pertumbuhan sekitar 25% atau melampaui target," terangnya usai menghadiri Indonesia Investor Forum 3 di JCC, Selasa (21/1/2014).
Dari realisasi investasi tersebut, pemerintah mencatat porsi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 270,4 triliun atau mencapai 67,83% dari total Rp 398,6 triliun.
Pemerintah juga mencatat, 63% dari pencapaian realisasi investasi merupakan penanaman modal baru. Sedangkan sisanya merupakan investasi lama berupa ekspansi. Sebelumnya porsi antara investasi baru dan lama masing-masing sekitar 50%.
"Artinya tren yang menempatkan Indonesia sebagai basis produksi benar-benar terjadi. Ini seiring dengan komitmen pemerintah menerapkan kebijakan hilirisasi pertambangan," tutur dia.
Sepanjang 2013, investor asing mengincar sejumlah proyek terutama di sektor energi dan pertambangan. Kontribusi dari sektor tersebut mencapai 21% dari total PMA. Sedangkan investasi di sektor kendaraan bermotor dan alat transportasi berkontribusi sebesar 13%, disusul mesin dan elektronik 13%, sektor kimia dan farmasi 11%, sektor makanan dan minuman 8% dan lainnya 34%.
Dia berharap, tren investasi akan lebih baik di tahun ini dengan patokan target sebesar Rp 506,9 triliun. Terlebih, minat penanam modal terus menyesaki proyek-proyek Master Plan Percepatan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) seperti pelabuhan, bandara, jalan tol dan sebagainya.
"Proyek MP3EI yang sudah ground breaking sampai akhir tahun lalu mencapai Rp 828,7 triliun dan kebanyakan digarap oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sehingga kami ingin memaksimalkan peran swasta dan investor asing dalam proyek pembangunan di tanah air," jelas dia.
Hatta mengimbau, agar pemerintah dapat lebih cermat terhadap serbuan investasi yang bakal masuk ke Indonesia. Pasalnya, kegiatan investasi rawan meningkatkan impor bahan baku dan penolong. Ini akan semakin memberatkan neraca perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia.
"Kalau investasi meningkatkan impor barang modal sih tidak apa karena untuk meningkatkan produktivitas. Tapi kalau banyak impor bahan baku dan penolong ini yang harus hati-hati," tukas Hatta.(Fik/Shd)