Sukses

Freeport Gandeng Antam Bangun Smelter

Untuk mewujudkan pembangunan smelter ini, Freeport bakal menggandeng mitra asal China.

Perusahaan tambang asal Amerika Serikat, PT Freeport Indonesia, berjanji bakal menggandeng PT Aneka Tambang Tbk untuk membangun industri pengolahan dan pemurnian (smelter) mineral. Saat ini, proses pembangunan baru dalam tahap studi kelayakan.

"Kami sedang melakukan studi kelaikan dengan Antam mengenai pembangunan smelter yang dilakukan Cina," ungkap Direktur Utama PT Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto, Rabu (22/1/2014).

Rozik menjelaskan, keputusan menggandeng mitra dari China dikarenakan pengusaha asal Negeri TiraI Bamabu ini mampu membangun pabrik smelter yang bisa bersaing lebih baik dan memiliki nilai komersial.

Sayang, Freepory masih tertutup mengenai lokasi pembangunan pabrik smelter maupun dana yang disiapkan.
"Lokasi belum, ada beberapa yang kita rencanakan, investasi itu juga belum tahu," jelasnya.

Juru Bicara PT Freeport Indonesia Daisy Primayanti memastikan pembangunan smelter kali ini akan memakan biaya yang jauh lebih besar dari pembangunan smelter di Gresik pada tahun 1996 silam.

"Itu waktu kita bangun smelter Gresik itu US$ 750 juta tahun 1996. Sekarang belum tahu. Kalau waktu Gresik tahun 1996 dengan exchange rate segitu, ya logikanya pasti jauh lebih besar," imbuh Daisy.

Uji kelayakan ini ditargetkan selesai akhir bulan Januari 2014, selanjutnya akan dipresentasikan kepada Kementerian ESDM.

Freeport selama  ini memang menjadi sorotan terkait pelaksanakan kebijakan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara. Sesuai keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terhitung mulai 12 Januari, Indonesia secara resmi melarang ekspor mentah bijih mineral.(Yas/Shd)