Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mengaku jika bencana banjir yang melanda beberapa tempat di Indonesia menurunkan produksi pabrik-pabrik di kawasan industri.
"Jadi dari laporan yang saya terima hampir di semua kawasan industri pabriknya sendiri tidak dimasuki banjir tetapi di lingkungan dan Kawasan di Cikarang, Karawang, Bekasi, Subang semua tergenang air," kata Hidayat di kantornya Jakarta, Kamis (23/1/2014).
Penurunan produksi terjadi karena banyak pekerja terhalang banjir saat pergi ke pabrik lokasinya bekerja. Hal serupa terjadi pada pasokan bahan baku yang masuk ke kawasan industri.
Imbas dari semua ini juga pada pengiriman batang jadi ke pembeli yang melalui jalur transportasi darat, laut "Dan ini menyebabkan terjadinya gangguan pada distribusi," lanjut dia.
Dia khawatir jika kondisi ini terjadi berkepanjangan akan berakibat pengiriman barang ke pembeli terhambat. Sesuai kontrak bisnis, hal ini kadang harus ditanggung produsen.
"Delivery kepada buyer tepat pada waktunya meskipun buyer mengetahui terjadi gangguan alam tetapi tetap menjadi wanpretasi, ditolerir tetapi tidak bisa berlama lama," ungkap dia.
Dia mengaku, nilai kerugian yang harus ditanggung pengusaha di seluruh kawasan industri Indonesia mencapai lebih Rp 100 miliar per hari. Untuk menghindari kerugian yang lebih besar para pengusaha harus mengejar keterlambatan tersebut.
"Saya bicara dengan BMKG tentang hujan intensif masih berlangsung minggu ini minggu depan berkurang. yang harus di follow up setelah selesai musim banjir ini recovery dengan memprioritaskan apa sehingga pada tahun tersisa bisa melakukan recovery," pungkas dia. (Pew/Nrm)
"Jadi dari laporan yang saya terima hampir di semua kawasan industri pabriknya sendiri tidak dimasuki banjir tetapi di lingkungan dan Kawasan di Cikarang, Karawang, Bekasi, Subang semua tergenang air," kata Hidayat di kantornya Jakarta, Kamis (23/1/2014).
Penurunan produksi terjadi karena banyak pekerja terhalang banjir saat pergi ke pabrik lokasinya bekerja. Hal serupa terjadi pada pasokan bahan baku yang masuk ke kawasan industri.
Imbas dari semua ini juga pada pengiriman batang jadi ke pembeli yang melalui jalur transportasi darat, laut "Dan ini menyebabkan terjadinya gangguan pada distribusi," lanjut dia.
Dia khawatir jika kondisi ini terjadi berkepanjangan akan berakibat pengiriman barang ke pembeli terhambat. Sesuai kontrak bisnis, hal ini kadang harus ditanggung produsen.
"Delivery kepada buyer tepat pada waktunya meskipun buyer mengetahui terjadi gangguan alam tetapi tetap menjadi wanpretasi, ditolerir tetapi tidak bisa berlama lama," ungkap dia.
Dia mengaku, nilai kerugian yang harus ditanggung pengusaha di seluruh kawasan industri Indonesia mencapai lebih Rp 100 miliar per hari. Untuk menghindari kerugian yang lebih besar para pengusaha harus mengejar keterlambatan tersebut.
"Saya bicara dengan BMKG tentang hujan intensif masih berlangsung minggu ini minggu depan berkurang. yang harus di follow up setelah selesai musim banjir ini recovery dengan memprioritaskan apa sehingga pada tahun tersisa bisa melakukan recovery," pungkas dia. (Pew/Nrm)