Sukses

BRIC Masih Yakin Jadi Penggerak Ekonomi Global

Peran negara-negara anggota BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China) dalam menggerakan roda perekonomian global tak bisa diremehkan.

Meski mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi, tetapi peran negara-negara anggota BRIC (Brasil, Rusia, India, dan China) dalam menggerakan roda perekonomian global tak bisa diremehkan begitu saja.

Pasalnya, setelah terkena pukulan krisis finansial global, para petinggi ekonomi BRIC memprediksinya adanya penguatan dalam beberapa tahun ke depan.

Seperti dikutip dari situs resmi World Economic Forum, Jumat (24/1/2014), pimpinan Fung Global Institute, Liu Mingkang mengatakan, kekhawatiran terhadap perekonomian China akan segera berakhir. Ke depannya, negara tersebut akan mampu mempertahankan pertumbuhannya di level 6%-7% pada 2020.

Saat ini, perekonomian China tengah difokuskan pada tiga prioritas yaitu pengurangan kapasitas produksi berlebihan di bidang industri, mengurangi utang pemerintah daerah dan meningkatkan transparansi di pasar keuangan.

Sementara itu Menteri Keuangan Brasil Guido Mantega mengatakan, tingkat pertumbuhan ekonomi negara akan kembali pada masa sebelum krisis. Pihaknya telah menerapkan berbagai reformasi dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin.

Brasil juga telah berupaya meningkatkan investasi hingga US$ 250 miliar untuk infrastruktur. Pembangunan akan difokuskan pada pembangunan jalur kereta, pelabuhan, bandara, jalan raya dan berbagai infrastruktur lainnya. Sementara itu, India juga akan menunjukkan peningkatan performa ekonomi pada beberapa tahun ke depan.

"Pertumbuhan India telah menurun karena faktor eksternal dan beberapa kebijakan internal. Tetapi India tetap mampu mencapai laju pertumbuhan 6% tahun ini, 7% pada 2015, dan 8% pada 2016," terang Menteri Keuangan India Palaniappan Chidambaram.

Sektor swasta akan memenuhi ruang-ruang kosong pada perekonomian India, sementara perusahaan milik negara masih memerlukan kebijakan lain yang cukup menelan waktu. Dia menjelaskan, selama sektor pribadi dapat bersaing kompetitif, tak ada alasan perusahaan negara untuk ketinggalan.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Rusia Arkady Dvorkovich mengatakan, pertumbuhan yang rendah di negaranya sebagian karena kondisi perekonomian pada rekan perdagangannya, Eropa dan China. Akan tetapi berbagai kebijakan internal yang diterapkan pemerintah diharapkan dapat mendorong perekonomiannya lebih baik. (Sis/Ahm)