Sukses

RI Tak Boleh Lengah Meski Ekonomi Dunia Stabil

Fokus perhatian saat ini adalah menangani masalah banjir yang diperkirakan berdampak pada laju inflasi.

Empat otoritas di bidang ekonomi dan moneter mengungkapkan perkembangan ekonomi dunia, khususnya Indonesia, di 2014 terlihat masih stabil. Namun kondisi ini tak lantas membuat pemerintah menjadi lengah terhadap kemungkinan perubahan tiba-tiba perekonomian dunia.

Imbauan tersebut disampaikan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang kembali menggelar rapat bulanan.

FKSSK yang berlangsung hampir tiga jam ini, dihadiri oleh Wakil Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo, dan Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK Nurhaida.

"Kondisinya masih stabil dan terkendali, tapi tetap harus mewaspadai semua aspek," kata Bambang Brodjonegoro usai rapat FKSSK di kantor Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), Jakarta, Jumat (24/1/2014).

Bambang mengimbau supaya Indonesia tak terlena dengan pemulihan kondisi ekonomi dunia. Bisa saja, stabilitas yang terjadi saat ini hjanya bersifat sementara dan bisa berubah kembali. "Makanya kita harus jaga stabilitas sistem keuangan kita," tegasnya.

FKSSK mengakui fokus pemerintah saat ini tertuju pada perbaikan kondisi internal di Tanah Air. Salah satu yang menjadi perhatian adalah musibah bencana banjir di sejumlah wilayah yang dikhawatirkan memicu laju inflasi.

Secara global, pemerintah cukup yakni dengan kondisi perekonomian dunia yang diharapkan berpengaruh positif pada ekonomi nasional.

Dalam kesempatan yang sama, Dody memperkirakan inflasi Januari akibat banjir bisa mencapai sekitar 1%, lebih tinggi dari biasanya di level 0,8%. Laju inflasi tersebut terutama didorong kenaikan harga pangan. (Fik/Shd)

Baca juga

Mayoritas Investor Dunia Yakin Ekonomi Global Membaik Tahun Ini

Bank Dunia: Negara Berkembang Tidak Perlu Bereaksi Berlebihan

BI Minta OJK Audit Kesehatan Perbankan Tiap 6 Bulan