Banjir memang memberikan sedikit keuntungan bagi pengusaha hotel di sekitar wilayah yang tergenang banjir. Sebab banyak warga dari kalangan kelas atas yang memilih menginap di hotel untuk menghindari banjir.
Namun meski terjadi kenaikan hunian, pengusaha hotel menjamin tidak akan memanfaatkan momen untuk serta merta menaikkan tarif mereka. Hal ini karena melihat kondisi masyarakat yang sedang kesusahan.
"Kami solidaritas dan tidak serta merta menaikkan harga. Untuk tarif rata-rata hotel normatif dan ada kepekaan pemilik hotel sebagai solidaritas persoalan bencana banjir," ujar Direktur eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)Â Cyprianus Aoer, Jumat (24/1/2014).
Bencana banjir yang melanda di beberapa wilayah di Indonesia memberikan berkah bagi usaha hotel. Tingkat hunian beberapa hotel naik karena banyak masyarakat dari kelas menengah atas yang memilih menginap di hotel akibat rumahnya kebanjiran.
Cyprianus mengatakan, kenaikan tingkat hunian hanya terjadi di beberapa hotel yang lokasinya dekat dengan korban banjir.
"Seperti Jakarta Utara dan Sudirman untuk Jakarta, tapi ini hanya berlaku untuk kelas menengah ke atas. Naiknya hanya 5% sampai 10%," jelas dia.
Kondisi ini, biasa terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat yang tergolong mampu mencari tempat di mana mereka bisa bernaung dan melakukan aktivitas tanpa memikirkan banjir.
Kondisi ini memberikan sedikit keuntungan bagi pengusaha hotel. Maklum, biasanya saat ini tingkat hunian hotel rendah atau low season.
Lebih lanjut dia menuturkan, jika ada hotel yang bisa meraup untung ternyata ada juga pengusaha hotel yang merugi setelah usahanya ikut terendam banjir.
"Dengan kondisi ini jadi sebenarnya bisa dikatakan secara total sebenarnya tak ada kenaikan penginap di hotel. Kenaikan hanya dilihat per usaha hotel saja," tegas dia. (Nrm)
Baca juga:
Banyak Warga Kelas Atas Kebanjiran, Hotel Raup Untung
5 Hotel Bawah Laut Terkeren di Dunia
Menginap Semalam, Hotel Mewah ini Pasang Tarif Rp 181,7 Juta
Pengusaha Restoran Paling Pelit dalam Urusan Akses Internet
Namun meski terjadi kenaikan hunian, pengusaha hotel menjamin tidak akan memanfaatkan momen untuk serta merta menaikkan tarif mereka. Hal ini karena melihat kondisi masyarakat yang sedang kesusahan.
"Kami solidaritas dan tidak serta merta menaikkan harga. Untuk tarif rata-rata hotel normatif dan ada kepekaan pemilik hotel sebagai solidaritas persoalan bencana banjir," ujar Direktur eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI)Â Cyprianus Aoer, Jumat (24/1/2014).
Bencana banjir yang melanda di beberapa wilayah di Indonesia memberikan berkah bagi usaha hotel. Tingkat hunian beberapa hotel naik karena banyak masyarakat dari kelas menengah atas yang memilih menginap di hotel akibat rumahnya kebanjiran.
Cyprianus mengatakan, kenaikan tingkat hunian hanya terjadi di beberapa hotel yang lokasinya dekat dengan korban banjir.
"Seperti Jakarta Utara dan Sudirman untuk Jakarta, tapi ini hanya berlaku untuk kelas menengah ke atas. Naiknya hanya 5% sampai 10%," jelas dia.
Kondisi ini, biasa terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat yang tergolong mampu mencari tempat di mana mereka bisa bernaung dan melakukan aktivitas tanpa memikirkan banjir.
Kondisi ini memberikan sedikit keuntungan bagi pengusaha hotel. Maklum, biasanya saat ini tingkat hunian hotel rendah atau low season.
Lebih lanjut dia menuturkan, jika ada hotel yang bisa meraup untung ternyata ada juga pengusaha hotel yang merugi setelah usahanya ikut terendam banjir.
"Dengan kondisi ini jadi sebenarnya bisa dikatakan secara total sebenarnya tak ada kenaikan penginap di hotel. Kenaikan hanya dilihat per usaha hotel saja," tegas dia. (Nrm)
Baca juga:
Banyak Warga Kelas Atas Kebanjiran, Hotel Raup Untung
5 Hotel Bawah Laut Terkeren di Dunia
Menginap Semalam, Hotel Mewah ini Pasang Tarif Rp 181,7 Juta
Pengusaha Restoran Paling Pelit dalam Urusan Akses Internet