Sukses

Klaim Asuransi Banjir Diprediksi Tembus Rp 1,5 Triliun

Klaim kerugian banjir tahun ini untuk wilayah Jakarta lebih kecil dari tahun lalu karena banjir tidak melanda daerah segitiga emas.

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memperkirakan klaim kerugian banjir tahun ini untuk wilayah Jakarta lebih kecil dari tahun sebelumnya. Tak heran bila perusahaan asuransi yang menjadi anggotanya menganggarkan triliunan rupiah untuk mengantisipasi klaim tersebut.

Direktur Eksekutif AAUI, Julian Noor mengatakan, anggaran klaim asuransi banjir 2014 hanya separuh dari total anggaran klaim banjir sebesar Rp 3 triliun pada 2013.

"Tahun ini anggaran klaim asuransi banjir separuhnyalah, sekitar Rp 1,5 triliun untuk seluruh Indonesia," terangnya saat acara Konferensi Pers Tarif Baru Asuransi Banjir dan lainnya di Jakarta, Jumat (24/1/2014).

Penurunan anggaran ini, lanjut Julian, disebabkan karena banjir tak melanda daerah segitiga emas, seperti Sudirman, MH Thamrin dan HR Rasuna Said Kuningan. Kawasan tersebut merupakan area pusat bisnis, seperti perkantoran, ritel maupun hunian.

"Kalau tahun lalu daerah segitiga emas itu tergenang banjir. Hampir seluruh bangunan komersial di cover asuransi, sedangkan tahun ini tiga daerah tersebut tak terendam banjir," jelasnya.

Sementara untuk nasib korban banjir di daerah, seperti Manado, dia bilang, nilai klaim asuransi banjir pasti akan jauh lebih kecil dibanding Jakarta mengingat mayoritas bangunan perkantoran yang ada hanya merupakan kantor cabang.

"Beda dengan Kampung Pulo dan Pantura, meskipun daerahnya banjir tinggi tapi tidak ter-cover asuransi," ucapnya.

Julian menerangkan, klaim kerugian akibat banjir tahun ini untuk wilayah Jakarta lebih kecil dari 2013 walaupun cakupan daerah yang terkena banjir hampir sama (sekitar 30% luas Jakarta).

"Total kerugian yang dijamin asuransi untuk kejadian banjir tahun lalu sebesar Rp 638 miliar. Sedangkan tahun ini klaimnya akan lebih rendah dibanding 2013," pungkasnya. (Fik/Ndw)