Bisnis penjualan listrik PT PLN (Persero) sepanjang 2013 sedikit suram. Perusahaan milik pemerintah ini hanya mampu menjual listrik sebesar 185,5 Terrawatt Hour (TWH), atau meleset dari target 187 Twh.
Meski tak mencapai target, penjualan listrik PLN tahun lalu mengalami pertumbuhan sebesar 6,93% Year on Year (yoy). Pertumbuhan ini lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 9,98%.
Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi PLN, Murtaqi Syamsuddin mengungkapkan, tak tercapainya target penjualan lisrik sepanjang 2013 terutama dipicu tiga faktor. Ketiga faktor itu adalah melemahnya ekonom di Eropa dan Amerika Serikat, koreksi nilai tukar rupiah, dan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL).
"Bila memperhatikan pertumbuhan per regional, pertumbuhan di Sumatera paling tertekan," kata Murtaqi seperti ditulis Sabtu (25/1/2014).
Data PLN mencatat, realisasi pertumbuhan penjualan listrik terjadi di kawasan Indonesoa Timur sebesar 10,26%. Diikuti Jawa Bali sebesar 6,79%, dan Sumatera 5,27%.
Murtaqi menjelaskan, tertekannya pertumbuhan penjualan listrik di Sumatera terjadi karena adanya keterbatasan daya mampu pembangkit di Sumatera Utara (Sumut) dan Lampung.
Kemampuan pembangkit di Sumut terkendala karena terhambatnya pembangunan transmisi, mundurnya penyelesaian pembangkit baru, dan gangguan beberapa pembangkit listrik.
Sementara di Lampung, keterbatasan listrik terjadi akibat ketidaksiapan pembangkit dan terhambatnya penyelesaian tranmisi rute timur. (Shd)
Baca juga
Meski tak mencapai target, penjualan listrik PLN tahun lalu mengalami pertumbuhan sebesar 6,93% Year on Year (yoy). Pertumbuhan ini lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 9,98%.
Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi PLN, Murtaqi Syamsuddin mengungkapkan, tak tercapainya target penjualan lisrik sepanjang 2013 terutama dipicu tiga faktor. Ketiga faktor itu adalah melemahnya ekonom di Eropa dan Amerika Serikat, koreksi nilai tukar rupiah, dan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL).
"Bila memperhatikan pertumbuhan per regional, pertumbuhan di Sumatera paling tertekan," kata Murtaqi seperti ditulis Sabtu (25/1/2014).
Data PLN mencatat, realisasi pertumbuhan penjualan listrik terjadi di kawasan Indonesoa Timur sebesar 10,26%. Diikuti Jawa Bali sebesar 6,79%, dan Sumatera 5,27%.
Murtaqi menjelaskan, tertekannya pertumbuhan penjualan listrik di Sumatera terjadi karena adanya keterbatasan daya mampu pembangkit di Sumatera Utara (Sumut) dan Lampung.
Kemampuan pembangkit di Sumut terkendala karena terhambatnya pembangunan transmisi, mundurnya penyelesaian pembangkit baru, dan gangguan beberapa pembangkit listrik.
Sementara di Lampung, keterbatasan listrik terjadi akibat ketidaksiapan pembangkit dan terhambatnya penyelesaian tranmisi rute timur. (Shd)
Baca juga
Beda dengan BBM, Subsidi Tetap Listrik Tak Bisa Diterapkan?
PLN Telan Kerugian Rp 14,5 Miliar Akibat Banjir Manado
Baca Juga
13,1 Juta Pelanggan Listrik Pra Bayar RI Terbesar di Dunia
Advertisement