Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan buka suara perihal aksi mogok sejumlah pegewai Merpati yang mengakibatkan tidak beroperasinya maskapai ini di beberapa wilayah Indonesia.
Menurut dia, apa yang dilakukan karyawan Merpati itu merupakan hal wajar. Dia mengibaratkan jika dirinya sebagai karyawan Merpati dan tak digaji maka akan melakukan hal yang sama. "Wajar, kalau saya juga mogok, tidak digaji kok mau kerja," ujar dia di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (28/1/2014).
Dahlan menambahkan saat ini penyelesaian mengenai masalah Merpati masih terkendala mengenai prosedur. Adapun solusi yang ditawarkan yaitu dengan menjual anak usaha Merpati Maintenance Fasility (MMF) ke Perusahaan Pengelola Aset (PPA) kemudian membentuk anak usaha adalah opsi yang wajar.
"Karena beda memang BUMN itu tidak seperti swasta. MMF kan dijual ke PPA tapi untuk PPA mengalihkan dana harus lewat Menteri Keuangan, dan sebagainya, kalau swasta kan pemegang saham setuju, selesai," jelasnya.
Lebih lanjut menurut Mantan Direktur Utama PLN itu, saat ini PPA sudah memiliki dana untuk pembelian MMF tersebut dan mogoknya karyawan pun seharusnya sudah menjadi resiko yang harus diterima Merpati.
"Itu menurut saya jalan keluar yang baik, dan realistis dilaksanakan, cuman butuh waktu. Sebetulnya saat saya menjadi meneteri, sudah ada kesimpulan Merpati harus tutup," tegas Dahlan.
Seperti diketahui, pada tanggal 25-26 Januari 2014 sejumlah karyawan Merpati termasuk Pilot melakukan mogok kerja dan tidak ada penerbangan di beberapa bandara. Hari ini pun Merpati juga tidak beroperasi di Bandara Internasional Soekarno Hatta mulai dari tanggal 25-29 Januari 2014. (Yas/Nrm)
Baca juga:
Pertamina: Merpati 2 Kali Langgar Batas Maksimal Utang
Merpati Stop Operasi Bukan Karena Pertamina, Lalu Apa?
Merpati Tidak Beroperasi di Soekarno-Hatta 25-29 Januari 2014
Menurut dia, apa yang dilakukan karyawan Merpati itu merupakan hal wajar. Dia mengibaratkan jika dirinya sebagai karyawan Merpati dan tak digaji maka akan melakukan hal yang sama. "Wajar, kalau saya juga mogok, tidak digaji kok mau kerja," ujar dia di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (28/1/2014).
Dahlan menambahkan saat ini penyelesaian mengenai masalah Merpati masih terkendala mengenai prosedur. Adapun solusi yang ditawarkan yaitu dengan menjual anak usaha Merpati Maintenance Fasility (MMF) ke Perusahaan Pengelola Aset (PPA) kemudian membentuk anak usaha adalah opsi yang wajar.
"Karena beda memang BUMN itu tidak seperti swasta. MMF kan dijual ke PPA tapi untuk PPA mengalihkan dana harus lewat Menteri Keuangan, dan sebagainya, kalau swasta kan pemegang saham setuju, selesai," jelasnya.
Lebih lanjut menurut Mantan Direktur Utama PLN itu, saat ini PPA sudah memiliki dana untuk pembelian MMF tersebut dan mogoknya karyawan pun seharusnya sudah menjadi resiko yang harus diterima Merpati.
"Itu menurut saya jalan keluar yang baik, dan realistis dilaksanakan, cuman butuh waktu. Sebetulnya saat saya menjadi meneteri, sudah ada kesimpulan Merpati harus tutup," tegas Dahlan.
Seperti diketahui, pada tanggal 25-26 Januari 2014 sejumlah karyawan Merpati termasuk Pilot melakukan mogok kerja dan tidak ada penerbangan di beberapa bandara. Hari ini pun Merpati juga tidak beroperasi di Bandara Internasional Soekarno Hatta mulai dari tanggal 25-29 Januari 2014. (Yas/Nrm)
Baca juga:
Pertamina: Merpati 2 Kali Langgar Batas Maksimal Utang
Merpati Stop Operasi Bukan Karena Pertamina, Lalu Apa?
Merpati Tidak Beroperasi di Soekarno-Hatta 25-29 Januari 2014