Sukses

Obama Naikkan Gaji Pegawai di AS

Sesuai janjinya, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menggunakan kewenangannya untuk mendorong naik upah minimum di negaranya.

Sesuai janjinya, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menggunakan kewenangannya untuk mendorong naik upah minimum di negaranya. Obama memerintahkan Kongres, para pengusaha dan perwakilan pemerintah daerah untuk segera bertindak menaikkan upah minimum di seluruh penjuru negeri.

Seperti dikutip dari Money CNN, Rabu (29/1/2014), dia meminta Kongres untuk mengikuti proposal partai Demokrat guna menaikkan upah minimum pegawai federal menjadi US$ 10,1 per jam. Tak hanya itu, dia juga meminta setiap orang dari perusahaan besar hingga bisnis kecil, walikota, gubernur, dan para pembuat kebijakan untuk tidak berlama-lama menunggu tindakan Kongress.

"Seluruh penduduk Amerika akan mendukung Anda untuk melakukannya. Langkah menaikkan gaji akan membantu masyarakat dan pengusaha, karena konsumen punya lebih banyak uang untuk dihabiskan. Ini tak perlu program birokrasi. Jadi bergabunglah dengan kami, katakan iya. Naikkan upah minimum di AS," seru Obama.

Orang nomor satu di AS itu juga berjanji akan memberikan perintah khusus untuk menaikkan gaji para honorer di lembaga pemerintahan. Meskipun dampaknya tak sampai mempengaruhi setengah juta masyarakat AS, tetapi ada harapan Kongres akan segera mengabulkan kenaikan upah minimum pada para pegawai bergaji kecil.

Desakan untuk segera menaikkan gaji ini menjadi tekanan tersendiri di Washington. Itu lantaran tingginya kesenjangan sosial antara penduduk kaya dan miskin di negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut.

Topik kenaikan upah minimum di AS ini telah lama menjadi perdebatan antara Kongres dan anggota parlemen dari partai Demokrat. Tahun lalu, Obama juga pernah menuntut pemerintah untuk mengabulkan kenaikkan gaji menjadi US$ 9 per jam.

Sejumlah kritik mengatakan, upah minimum akan mengganggu stabilitas sebagian besar pekerjaan. Sebagian pihak beranggapan, kenaikkan gaji akan membuat para atasan enggan menerima terlalu banyak pegawai. Selain itu para pengusaha dianggap akan mengurangi jam kerja di kantor. (Sis/Ndw)