Sukses

Goldman Sachs: Efek Tapering Terbatas untuk Obligasi Asia

Goldman Sachs Inc melihat penarikan dana stimulus moneter oleh bank sentral AS berdampak terbatas terhadap kinerja obligasi Asia pada 2014.

Goldman Sachs Inc menyatakan, pemotongan dana stimulus moneter oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve akan berpengaruh terbatas terhadap kinerja obligasi Asia pada 2014.

Berdasarkan survei Bloomberg, bank sentral AS mungkin memangkas pembelian obligasi tambahan US$ 10 miliar pada setiap pertemuan Federao Open Market Committee (FOMC) hingga September 2014.

"Kami melihat dampak dari penarikan dana stimulus moneter AS menjadi faktor yang relatif dapat diredam ke depannya. Isu yang akan dihadapi ke depan antara lain pertumbuhan, kebijakan moneter dalam negeri, pemilu, dan inflasi," ujar Analis Kenneth Ho dalam sebuah laporannya, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Rabu (29/1/2014).

Dalam catatannya, bank sentral AS menghadapi penarikan stimulus di tengah data ekonomi yang beragam mulai dari pengangguran, sementara itu hasil dari pabrik, tambang dan utilitas mengalami kenaikan pada kuartal IV. Sedangkan pesanan untuk barang tahan lama mengalami penurunan paling dalam lima bulan pada Desember 2013.

Dari regional, pasar juga khawatir dengan kredit China dan ketidakpastian politik Thailand. Hal ini akan mengalami dampak terbesar untuk kinerja utang Asia.

Adapun 78% obligasi dengan suku bunga tetap yang dijual dari China dan Hong Kong diperdagangkan di bawah harga perdananya pada 27 Januari 2014. Hal itu seiring kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi dan risiko kredit meningkat.

Sementara itu, investor telah menarik utang US$ 1,4 miliar dari Thailand sejak 31 Oktober 2013. Hal itu berdasarkan data Thai Bond Market Association. Hal itu karena protes yang terus berlangsung untuk menggulingkan Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra.

"Sangat penting untuk tetap fokus pada korporasi berkualitas baik, dan berkonsentrasi pada nama-nama yang bertahan di tengah situasi sulit," tulis riset Goldman.

Risiko kredit Asia meningkat ke level tertinggi dalam tiga bulan pada minggu ini. Indeks Markit iTraxx Asia yang mengukur biaya asuransi dan obligasi korporasi Asia turun 4 basis poin menjadi 141 basis poin pada tadi pagi. (Ahm)
Video Terkini