Sukses

Diterjang Banjir, Pengusaha Ritel Rugi Rp 33 Miliar per Hari

Pengusaha ritel mengaku rugi hingga mencapai Rp 33 miliar per hari akibat banjir yang melanda beberapa wilayah di Indonesia.

Pengusaha ritel mengaku rugi hingga mencapai Rp 33 miliar per hari akibat banjir yang melanda beberapa wilayah di Indonesia, khususnya Jabodetabek karena tingginya curah hujan dan buruknya sistem drynase yang ada.

"Sangat merugikan sekali, kerugian per hari Rp 33 miliar jadi kalau misalnya 5 atau 6 hari tinggal kali saja, sampai bisa Rp 200 miliar," ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Satria Hamid di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat (30/1/2014).

Menurut Satria, kerugian ini dilihat dari beberapa aspek seperti terpaksa harus menutup tokonya dan barang-barang yang terendam banjir. Angka itu belum ditambah potensi penjualan yang tidak bisa didapat karena orang tidak bisa ke toko.

Dengan terjadinya banjir ini, lanjut Satria, terjadi penurunan jumlah pengujung ke toko swalayan sebesar 30%. "Orang yang beli produk untuk bantuan paling hanya sekitar 10%-15%, jadi tidak membantu secara signifikan," katanya.

Dia menjelaskan, yang paling dikhawatirkan terhambatnya jalur distribusi barang khususnya pada produk holtikultura yang umumnya tidak bertahan lama. "Ini juga menghambat jalur distribusi yang ada, karena beberapa daerah tidak bisa dilewati, yang kita khawatirkan untuk produk fresh karena masa umurnya rendah. Kita hanya mengandalkan yang ada ditoko," jelasnya.

Namun kerugian yang dialami tahun ini dinilai lebih rendah jika dibandingkan pada saat banjir tahun lalu. "Dibanding tahun lalu lebih parah tahun lalu, tapi secara nasional lebih parah skrng. Ini permasalahan infrastruktur, banjir terjadi tiap tahun kita bukan menyalahkan alam tetapi tidak ada intergasi antar dearah untuk mengatasi ini," tandasnya. (Dny/Ndw)