Bisnis ritel terus bertumbuh pesat di Indonesia dari tahun ke tahun. Kementerian Perdagangan mencatat pertumbuhan gerai ritel dalam 10 tahun terakhit, baik ritel swalayan maupun ritel non-swalayan mencapai lebih dari 765 gerai.Â
Pertumbuhan bisnis penjualan barang eceran ini didominasi oleh ritel tradisional sebanyak 750 ribu gerai dan ritel modern dengan format minimarket sebanyak 16 ribu.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta membenarkan hal tersebut. Pertumbuhan tersebut tak terlepas dari membaiknya perekonomian nasional.
"Itu tumbuh sesuai dengan pertumbuhan ekonomi, juga bagaimana rupiah bisa stabil," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com.
Pertumbuhan bisnis ritel tahun lalu sebetulnya sempat mengalami penurunan dibandingkan 2012. Pertumbuhan bisnis ritel tahun ini dilaporkan lebih rendah dari 2012 yang bertumbuh 10%.
Pelemahan pertumbuhan ini tak terlepas dari biaya tinggi dan dampak dari kondisi perekonomian eksternal. "Dalam 1 tahun ini banyak yang terjadi, jadi ada peningkatan tetapi tidak terlalu bagus," lanjutnya.
Pada tahun ini, pengusaha ritel berharap pertumbuhan bisnis bisa lebih baik dengan syarat pemerintah mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik dari tahun lalu. Pemerintah juga harus mampu menjaga proses Pemilihan Umum (Pemilu) berjalan dengan aman sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran bagi pengusaha retail.
"Pemerintah kan sudah mengeluarkan rilis ekonomi makro yang ditargetkan 5%-6% tumbuh, jadi kami harapkan juga bisa tumbuh diatas itu. Pemilu juga harus berjalan dengan baik dan aman. Disini banyak yang yang beredar, tetapi disisi lain bisa tidak pemerintah menjaga distribusi barang itu berjalan dengan aman saat Pemilu," katanya.
Terkait Indonesia yang akan sevgera memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Tutum yakin pengusaha ritel dalam negeri akan mampu bersaing dengan peritel asing. Pengusaha justru lebih khawatir dengan daya saing dari produk-produk lokal dari gempuran asing.
"Apakah mereka bisa menghasilkan produk yang mampu bersaing, sehingga produk-produk ini bisa tetap beredar di negeri kita, jangan malah produk asing," tandasnya. (Dny/Shd)
Pertumbuhan bisnis penjualan barang eceran ini didominasi oleh ritel tradisional sebanyak 750 ribu gerai dan ritel modern dengan format minimarket sebanyak 16 ribu.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta membenarkan hal tersebut. Pertumbuhan tersebut tak terlepas dari membaiknya perekonomian nasional.
"Itu tumbuh sesuai dengan pertumbuhan ekonomi, juga bagaimana rupiah bisa stabil," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com.
Pertumbuhan bisnis ritel tahun lalu sebetulnya sempat mengalami penurunan dibandingkan 2012. Pertumbuhan bisnis ritel tahun ini dilaporkan lebih rendah dari 2012 yang bertumbuh 10%.
Pelemahan pertumbuhan ini tak terlepas dari biaya tinggi dan dampak dari kondisi perekonomian eksternal. "Dalam 1 tahun ini banyak yang terjadi, jadi ada peningkatan tetapi tidak terlalu bagus," lanjutnya.
Pada tahun ini, pengusaha ritel berharap pertumbuhan bisnis bisa lebih baik dengan syarat pemerintah mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik dari tahun lalu. Pemerintah juga harus mampu menjaga proses Pemilihan Umum (Pemilu) berjalan dengan aman sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran bagi pengusaha retail.
"Pemerintah kan sudah mengeluarkan rilis ekonomi makro yang ditargetkan 5%-6% tumbuh, jadi kami harapkan juga bisa tumbuh diatas itu. Pemilu juga harus berjalan dengan baik dan aman. Disini banyak yang yang beredar, tetapi disisi lain bisa tidak pemerintah menjaga distribusi barang itu berjalan dengan aman saat Pemilu," katanya.
Terkait Indonesia yang akan sevgera memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Tutum yakin pengusaha ritel dalam negeri akan mampu bersaing dengan peritel asing. Pengusaha justru lebih khawatir dengan daya saing dari produk-produk lokal dari gempuran asing.
"Apakah mereka bisa menghasilkan produk yang mampu bersaing, sehingga produk-produk ini bisa tetap beredar di negeri kita, jangan malah produk asing," tandasnya. (Dny/Shd)