Rencana pengenaan tarif kereta cepat Jakarta-Bandung sebesar Rp 200 ribu per penumpang dinilai masih murah. Bahkan tarif tersebut sebanding dengan efektifitas dari moda transportasi terbaru di Tanah Air tersebut.
Pengamat Transportasi dari Universitas Gadjah Mada, Joko Setijowarno mengungkapkan, kereta cepat menjadi solusi dari permasalahan kemacetan yang seringkali dihadapi masyarakat ketika hendak menuju Bandung.
Keberadaan kereta cepat dipastikan bakal membuat pengguna kendaraan pribadi beralih karena dianggap lebih efektif.
"Rp 200 ribu nggak mahal, karena sekarang lewat tol bermasalah. Problemnya Bandung masih macet," kata Joko, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Minggu (2/2/2013).
Tak hanya publik, kereta Shinkansen juga bisa membantu pemerintah menghemat pengeluaran dari sisi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Meski konsumsi BBM bersubsidi diklaim terus menurun, pemerintah masih harus merogoh anggaran lebih besar seiring masih melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sebagai informasi, impor minyak mentah dan BBM dari luar negeri harus dibayar pemerintah menggunakan kurs dolar AS.
"Saya yakin lah, subsdi BBM akan naik, volume memang turun tapi karena impor jadi naik. Menteri Jero Wacik itu jangan hitung volume saja," tutupnya.
Seperti diketahui, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dedy Priyatna, mengungkapkan para konsultan proyek pembangunan Shinkansen di Indonesia mengusulkan patokan harga jual tiket sebesar Rp 200 ribu per orang. Angka tersebut masih berupa usulan dan masih akan dikaji pemerintah
"Saya bilang sih kemahalan dan harus lebih murah dari itu. Mereka (konsultan Jepang) akan mengupayakannya," ungkapnya.(Pew/Shd)
Baca juga
Pengamat Transportasi dari Universitas Gadjah Mada, Joko Setijowarno mengungkapkan, kereta cepat menjadi solusi dari permasalahan kemacetan yang seringkali dihadapi masyarakat ketika hendak menuju Bandung.
Keberadaan kereta cepat dipastikan bakal membuat pengguna kendaraan pribadi beralih karena dianggap lebih efektif.
"Rp 200 ribu nggak mahal, karena sekarang lewat tol bermasalah. Problemnya Bandung masih macet," kata Joko, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Minggu (2/2/2013).
Tak hanya publik, kereta Shinkansen juga bisa membantu pemerintah menghemat pengeluaran dari sisi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Meski konsumsi BBM bersubsidi diklaim terus menurun, pemerintah masih harus merogoh anggaran lebih besar seiring masih melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Sebagai informasi, impor minyak mentah dan BBM dari luar negeri harus dibayar pemerintah menggunakan kurs dolar AS.
"Saya yakin lah, subsdi BBM akan naik, volume memang turun tapi karena impor jadi naik. Menteri Jero Wacik itu jangan hitung volume saja," tutupnya.
Seperti diketahui, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dedy Priyatna, mengungkapkan para konsultan proyek pembangunan Shinkansen di Indonesia mengusulkan patokan harga jual tiket sebesar Rp 200 ribu per orang. Angka tersebut masih berupa usulan dan masih akan dikaji pemerintah
"Saya bilang sih kemahalan dan harus lebih murah dari itu. Mereka (konsultan Jepang) akan mengupayakannya," ungkapnya.(Pew/Shd)
Baca juga
Kereta Shinkansen RI Bisa Buat Maskapai Gulung Tikar
Perlukah RI Bangun Kereta Super Cepat Shinkansen?
Pengusaha Tak Keberatan Harga Tiket Kereta Shinkansen Rp 200 Ribu
Advertisement
Bos Kadin: RI Butuh Kereta 200 Km/Jam, Tak Secepat Shinkansen