Sukses

Orang Kaya China Tak Lagi Jor-joran Belanja Barang Mewah

Masa bulan madu produsen barang mewah dunia dengan pembelinya dari China mulai berakhir.

Produsen barang mewah dalam lima tahun terakhir menikmati masa-masa bulan madu bersama konsumen barunya di China. Namun masa-masa tersebut bakal segera hilang.

Kini para penjaja barang-barang berharga mahal ini mulai berpaling muka mengarahkan matanya ke pasar Amerika Serikat.

Dikutip laman CNBC, Minggu (2/2/2014), pasar barang mewah China memang telah mengalami booming. Penjualan meningkat lebih dari 20% dalam setahun.

Seiring membaiknya perekonomian dunia dan terpuruknya ekonomi negara berkembang, pertumbuhan tersebut mulai tertahan. Tahun ini, penjualan barang mewah di China kemungkinan bakal bergerak flat atau hanya tumbuh beberapa persen saja.

Bahkan kekhawatiran muncul seiring persoalan yang diperkirakan akan semakin memburuk.

Persoalan utama yang dihadapi penjual barang mewah adalah menghilangnya konsumen kaya mereka. Banyak warga yang beralih ke luar negeri sekaligus membawa kekayaannya.

Bukti terakhir terlihat dari data penjualan yang dikeluarkan konlomerasi produk mewah asal Prancis, LVMH. Penjual produk mewah mulai dari Louis Vuitton, tas mahal Fendi, serta merek pakaian Emilio Pucci dan shampanye Dom Perignon ini mengalami penurunan pendapatan.

Meski secara global tumbuh 7% lebih baik dari perkiraan, kontribusi dari penjualan barang mewah di China justru turun 5% sepanjang 2013. Turun 10% dari sebelumnya 20% pada 2012.

"Konsumsi barang-barang mewah di China mulai melambat," kata CEO Bernar Arnault.

Pertanyaan kini muncul terkait masa depan industri barang mewah di China. Laporan terbaru dari Boston Consulting Group (BCG) menyarankan agar produsen mulai beralih dari barang mewah menjadi penjualan pengalaman. Pertumbuhan barang mewah justru kembali bergeser ke kawasan Amerika Serikat.

BCG melaporkan pasar barang mewah dunia mencapai US$ 1,8 triliun dalam setahun. Dari jumlah tersebut, kontribusi bisnis restoran, travel, perawatan kecantikan mencapai US$ 1 tirliun.

Pengeluaran kalangan berduit untuk produk yang menawarkan pengalaman mewah ini pun tumbuh 14% antara 2010 dan 2014. Sementara konsumsi barang mewah justru hanya tumbuh 11%.

Tahun depan, pertumbuhan penjualan barang mewah diperkirakan hanya tumnbuh 6-7%. Kalangan berduit dari negara berkembang khususnya China dan Brasil akan membelanjakan uangnya cukup besar di luar negeri. Sementara duapertiganya berasal dari orang kaya Amerika Serikat yang membelanjakan uangnya di dalam negeri.(Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.