Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi inflasi Januari 2014 sebesar 1,07% dipicu beberapa hal, antara lain kenaikan harga jual elpiji 12 kilogram (kg) dan harga sayur mayur.
Kepala BPS, Suryamin menyebut, dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi berada di Pangkal Pinang sebesar 3,79% dengan IHK 114,92% dan terendah di Pontianak 0,04% dengan IHK 111,78.
Penyebab utama inflasi di Januari ini, antara lain :
1. Bahan bakar rumah tangga dengan andil inflasi 0,17%. Perubahan harga 11,25% karena ada kebijakan penyesuaian harga elpiji. Meulaboh mengalami kenaikan tertinggi 41% dan Singaraja 26%.
2. Ikan segar andil inflasi 0,12% dan perubahan harga 3,26% karena pasokan akibat cuaca ekstrem
3. Cabai merah 0,08% dengan perubahan harga 8,1% akibat kekurangan pasokan karena musim hujan dan terganggunya distribusi. 51 kota IHK mengalami kenaikan, termasuk di Tanjung Pandan sebesar 41%
4. Daging ayam ras, andil inflasi 0,06% dan perubahan harga 4,83% akibat kurangnya pasokan dan distribusi terganggu karena banjir. Harga tertinggi di Tanjung Pandan sebesar 34%
5. Telur ayam ras 0,06% perubahan harga 9,11% karena pasokan dan distribusi terkendala. Ternate mengalami kenaikan harga tertinggi 30% dan Watampone 27%
6. Beras dengan andil 0,05% dengan perubahan harga 1,36% karena masih dalam musim tanam meskipun stok cukup. Harga di Padang naik sampai 7%, Lhokseumawe 11%.
7. Bayam dengan andil 0,02% dan perubahan harga 12,4%. Ini diakibatkan karena pasokan kurang selama musim hujan. Sebanyak 53 kota IHK mengalami kenaikan harga, seperti di Tembilahan sampai 100% dan Tanjung Pandan 82%
8. Kangkung andil inflasi 0,02% dan perubahan harga 23,89% karena pasokan kurang akibat hujan. Dari 52 kota IHK yang mengalami lonjakan, harga jual kangkung di Pangkal Pinang naik hingga 181% dan Tanjung Pandan 136%
9. Emas dengan andil inflasi 0,02% dan perubahan harga 1,34% karena pengaruh harga internasional. Sebanyak 37 kota IHK alami kenaikan, terutama di Pare-pare sampai 9% serta Palu dan Bandung masing-masing 5%
10. Mobil turut menyumbang inflasi dengan andil 0,02% dan perubahan harga 1,08%. Terjadi karena permintaan meningkat di awal tahun ini. Kenaikan harga di Padang tertinggi hingga 7%, Balikpapan, Sukabumi dan Palembang sebesar 5%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Sasmito Hadi Wibowo menambahkan, banjir tahun ini memang lebih besar dan lama sehingga mengerek inflasi Januari 2014.
"Kalau tahun lalu kan banjir satu minggu selesai, tapi sekarang belum beres juga jadi banjirnya lebih lama. Belum lagi harga pangan di daerah bencana seperti Jakarta, Pantura, Cirebon, Bekasi, Sinabung terjadi kenaikan harga pangan cukup tajam. Ini semua karena cuaca," tandasnya. Â
Sementara itu, Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui bahwa realisasi inflasi awal tahun ini masih sejala dengan target Bank Indonesia (BI) sebesar 5,5% hingga akhir 2014.
"Memang sumber inflasi datang dari makanan, dan distribusi yang sedikit terganggu karena banjir. Tapi ini juga efek dari depresiasi nilai tukar rupiah, sehingga inflasi impornya mungkin sedikit naik," pungkas dia.(Fik/Nrm)
Baca juga:
Ekonom: Inflasi Januari Tinggi Sudah Jadi Tradisi
Banjir Hanyutkan Inflasi Januari Hingga 1,07%
Banjir & Harga Pangan Bakal Kerek Inflasi Januari
Kepala BPS, Suryamin menyebut, dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), 78 kota mengalami inflasi dan 4 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi berada di Pangkal Pinang sebesar 3,79% dengan IHK 114,92% dan terendah di Pontianak 0,04% dengan IHK 111,78.
Penyebab utama inflasi di Januari ini, antara lain :
1. Bahan bakar rumah tangga dengan andil inflasi 0,17%. Perubahan harga 11,25% karena ada kebijakan penyesuaian harga elpiji. Meulaboh mengalami kenaikan tertinggi 41% dan Singaraja 26%.
2. Ikan segar andil inflasi 0,12% dan perubahan harga 3,26% karena pasokan akibat cuaca ekstrem
3. Cabai merah 0,08% dengan perubahan harga 8,1% akibat kekurangan pasokan karena musim hujan dan terganggunya distribusi. 51 kota IHK mengalami kenaikan, termasuk di Tanjung Pandan sebesar 41%
4. Daging ayam ras, andil inflasi 0,06% dan perubahan harga 4,83% akibat kurangnya pasokan dan distribusi terganggu karena banjir. Harga tertinggi di Tanjung Pandan sebesar 34%
5. Telur ayam ras 0,06% perubahan harga 9,11% karena pasokan dan distribusi terkendala. Ternate mengalami kenaikan harga tertinggi 30% dan Watampone 27%
6. Beras dengan andil 0,05% dengan perubahan harga 1,36% karena masih dalam musim tanam meskipun stok cukup. Harga di Padang naik sampai 7%, Lhokseumawe 11%.
7. Bayam dengan andil 0,02% dan perubahan harga 12,4%. Ini diakibatkan karena pasokan kurang selama musim hujan. Sebanyak 53 kota IHK mengalami kenaikan harga, seperti di Tembilahan sampai 100% dan Tanjung Pandan 82%
8. Kangkung andil inflasi 0,02% dan perubahan harga 23,89% karena pasokan kurang akibat hujan. Dari 52 kota IHK yang mengalami lonjakan, harga jual kangkung di Pangkal Pinang naik hingga 181% dan Tanjung Pandan 136%
9. Emas dengan andil inflasi 0,02% dan perubahan harga 1,34% karena pengaruh harga internasional. Sebanyak 37 kota IHK alami kenaikan, terutama di Pare-pare sampai 9% serta Palu dan Bandung masing-masing 5%
10. Mobil turut menyumbang inflasi dengan andil 0,02% dan perubahan harga 1,08%. Terjadi karena permintaan meningkat di awal tahun ini. Kenaikan harga di Padang tertinggi hingga 7%, Balikpapan, Sukabumi dan Palembang sebesar 5%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Sasmito Hadi Wibowo menambahkan, banjir tahun ini memang lebih besar dan lama sehingga mengerek inflasi Januari 2014.
"Kalau tahun lalu kan banjir satu minggu selesai, tapi sekarang belum beres juga jadi banjirnya lebih lama. Belum lagi harga pangan di daerah bencana seperti Jakarta, Pantura, Cirebon, Bekasi, Sinabung terjadi kenaikan harga pangan cukup tajam. Ini semua karena cuaca," tandasnya. Â
Sementara itu, Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui bahwa realisasi inflasi awal tahun ini masih sejala dengan target Bank Indonesia (BI) sebesar 5,5% hingga akhir 2014.
"Memang sumber inflasi datang dari makanan, dan distribusi yang sedikit terganggu karena banjir. Tapi ini juga efek dari depresiasi nilai tukar rupiah, sehingga inflasi impornya mungkin sedikit naik," pungkas dia.(Fik/Nrm)
Baca juga:
Ekonom: Inflasi Januari Tinggi Sudah Jadi Tradisi
Banjir Hanyutkan Inflasi Januari Hingga 1,07%
Banjir & Harga Pangan Bakal Kerek Inflasi Januari