Sudah 100 tahun sejak Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) berdiri, dan untuk pertama kalinya seorang wanita diangkat untuk memimpin bank sentral paling berpengaruh di dunia itu. Adalah Janet Yellen, wanita pertama yang baru saja dilantik sebagai Gubernur The Fed sepanjang sejarah AS.
Lantas mengapa baru sekarang, setelah 100 tahun berdiri, AS baru berani mengangkat pemimpin wanita untuk mengelola The Fed?
Seperti dikutip dari Washington Post, Selasa (4/2/2014) selama ini The Fed dikenal sebagai lembaga yang maskulin mengingat para pria mendominasi berbagai jabatan yang tersedia di sana. Selain itu, selama 100 tahun, The Fed selalu dipimpin oleh pria.
Presiden Barack Obama lantas mengajukan pencalonan Yellen pada 9 Oktober 2013. Para senator lalu mengabulkan pencalonan tersebut pada 6 Januari 2014 dan memastikan Yellen sebagai pengganti Ben Bernanke yang telah memimpin The Fed selama dua periode.
"Janet memiliki kualifikasi yang luar biasa untuk posisi ini (Gubernur The Fed). Dia tidak punya ilmu untuk meramal perekonomian negara, tetapi dia memiliki pemahaman yang kuat mengenai pasar dan bagaimana ekonomi negara seharusnya dijalankan," ungkap Obama saat memaparkan alasannya memilih Yellen.
Tak hanya itu, dia menilai ibu satu anak tersebut sangat lihai dalam membaca situasi perekonomian yang terjadi. Dia juga mampu menentukan arah kebijakan ekonomi yang tepat untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi.
"Tak hanya secara teori, tapi juga pada kenyataannya. Dia membahas berbagai kebijakan ekonomi seolah sudah tahu apa yang akan terjadi kemudian," paparnya.
Selain itu, kepemimpinan Yellen di The Fed dianggap sebagai salah satu kemenangan kaum feminis. Bank Sentral Inggris dan Eropa bahkan belum pernah mengangkat wanita sebagai pimpinannya.
Namun wanita berusia 67 tahun ini justru mampu menjadi orang nomor satu di bank sentral paling berpengaruh di dunia. Sebagai wanita, Yellen terkenal pendiam dan tak banyak bicara saat bekerja. Tak pernah ada yang menyangka, anak keluarga dokter itu mampu mencapai puncak karirnya seperti sekarang.
Lantas apa harapan penduduk AS dan dunia dengan diangkatnya Yellen sebagai Gubernur The Fed? Berikut lika-liku Yellen hingga mencetak jejak karir terbesar semasa hidupnya seperti dikutip dari berbagai sumber:
Lantas mengapa baru sekarang, setelah 100 tahun berdiri, AS baru berani mengangkat pemimpin wanita untuk mengelola The Fed?
Seperti dikutip dari Washington Post, Selasa (4/2/2014) selama ini The Fed dikenal sebagai lembaga yang maskulin mengingat para pria mendominasi berbagai jabatan yang tersedia di sana. Selain itu, selama 100 tahun, The Fed selalu dipimpin oleh pria.
Presiden Barack Obama lantas mengajukan pencalonan Yellen pada 9 Oktober 2013. Para senator lalu mengabulkan pencalonan tersebut pada 6 Januari 2014 dan memastikan Yellen sebagai pengganti Ben Bernanke yang telah memimpin The Fed selama dua periode.
"Janet memiliki kualifikasi yang luar biasa untuk posisi ini (Gubernur The Fed). Dia tidak punya ilmu untuk meramal perekonomian negara, tetapi dia memiliki pemahaman yang kuat mengenai pasar dan bagaimana ekonomi negara seharusnya dijalankan," ungkap Obama saat memaparkan alasannya memilih Yellen.
Tak hanya itu, dia menilai ibu satu anak tersebut sangat lihai dalam membaca situasi perekonomian yang terjadi. Dia juga mampu menentukan arah kebijakan ekonomi yang tepat untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi.
"Tak hanya secara teori, tapi juga pada kenyataannya. Dia membahas berbagai kebijakan ekonomi seolah sudah tahu apa yang akan terjadi kemudian," paparnya.
Selain itu, kepemimpinan Yellen di The Fed dianggap sebagai salah satu kemenangan kaum feminis. Bank Sentral Inggris dan Eropa bahkan belum pernah mengangkat wanita sebagai pimpinannya.
Namun wanita berusia 67 tahun ini justru mampu menjadi orang nomor satu di bank sentral paling berpengaruh di dunia. Sebagai wanita, Yellen terkenal pendiam dan tak banyak bicara saat bekerja. Tak pernah ada yang menyangka, anak keluarga dokter itu mampu mencapai puncak karirnya seperti sekarang.
Lantas apa harapan penduduk AS dan dunia dengan diangkatnya Yellen sebagai Gubernur The Fed? Berikut lika-liku Yellen hingga mencetak jejak karir terbesar semasa hidupnya seperti dikutip dari berbagai sumber:
2 dari 5 halaman
Tertarik belajar Ekonomi karena trauma sang orangtua
Yellen lahir pada 13 Agustus 1946 di Brooklyn, New York. Ayahnya merupakan seorang dokter dan berasal dari keluarga dengan profesi yang sama. Sementara ibunya berprofesi sebagai pengajar di sekolah menengah lokal.
Ibunya memutuskan untuk berhenti bekerja guna mendidik Yellen dan adik laki-lakinya. Dia mengaku tak akan pernah lupa bagaimana orangtuanya kesulitan mendapatkan uang karena hidup di tengah Masa Depresi Besar AS (The Great Depression).
Melihat kesusahan orangtuanya, saat itu Yellen berjanji dalam hati, negaranya tak akan pernah lagi mengalami kejadian dan krisis serupa. Karena alasan itu, Yellen akhirnya menjerumuskan diri ke dunia ekonomi.
Dia lalu mendapatkan gelar sarjana ekonomi di Brown University. Setelah itu, dia melanjutkan studinya dan menyabet gelar master ekonomi dari Yale Universitu. Dia mulai meniti karirnya sebagai asisten profesor di Harvard University pada 1971.
Advertisement
3 dari 5 halaman
Alasan Yellen dipilih sebagai Gubernur The Fed?
Presiden Barack Obama mengumumukan Janet Yellen sebagai kandidatnya untuk menggantikan Ben Bernanke pada 9 Oktober 2013. Dari kacamata Obama, Yellen merupakan seorang ekonom handal yang telah mencatatkan berbagai kebijakan positif bagi perekonomian AS.
Bagi Obama, Yellen memiliki ketajaman analisa terhadap berbagasi situasi perekonomian yang tengah bergejolak di dalam negaranya. Sementara mantan gubernur The Fed, Ben Bernanke memandang Yellen sebagai orang yang sangat persuasif dan aktif.
Salah satu rekan kerja Yellen juga mengungkapkan, kecerdasan dan kredibilitas Yellen akan membuat dia menjadi pemimpin tangguh. Selain itu, dia merupakan sosok pendiam, tak banyak bicara, dan sangat serius dalam bekerja.
4 dari 5 halaman
Tugas-tugas The Fed yang menanti Yellen
Setelah mengucapkan sumpah jabatan dan resmi menduduki kursi gubernur The Fed, Janet Yellen memilih tak banyak bicara. Dia hanya melontarkan senyum pada seluruh anggota direksi yang menghadiri pelantikannya.
Tugas utama Yellen adalah mengelola kebijakan The Fed untuk mengurangi pembelian obligasinya hingga habis pada akhir 2014 nanti. Program tersebut sebelumnya diputuskan dan berjalan di bawah kepemimpinan Yellen.
Pada 11 Februari dia akan tampil di hadapan Kongres untuk menjawab berbagai pertanyaan mengenai perekonomian negara termasuk pandangan kebijakan dan regulasinya. Setelah itu, untuk pertama kalinya, Yellen akan memimpin rapat direksi The Fed (Federal Open Markets Committe/FOMC) pada 19-20 Maret. Setelah itu, dia akan menggelar konferensi pers untuk pertama kalinya sebagai gubernur The Fed.
Advertisement
5 dari 5 halaman
Feminis yakin Yellen mampu memimpin The Fed
Seorang profesor ekonomi di London Economics School menggambarkan Yellen sebagai orang yang sangat serius dan berbakat di bidang ekonomi. Sayangnya, banyak orang memandangnya hanya sebagai istri ekonom besar, George Akerlof, dan tidak terlalu hebat. Maklum, George merupakan ekonom yang sangat jenius dan selalu berpikir di luar kebiasaan banyak orang.
Tak heran, sebagian penduduk AS menganggap pelantikan Yellen sebagai gubernur The Fed sebagai salah satu kemenangan kaum feminis. Itu lantaran kebijakan moneter seringkali dianggap sebagai isu feminis mengingat pria mendominasi wilayah tersebut.
Meski demikian, para kaum feminis yakin wanita kelahiran 1946 ini mampu memimpin The Fed seperti para pemimpin sebelumnya bahkan lebih baik. Yellen dianggap memiliki dua hal besar yang dibutuhkan sebagai pemimpin The Fed yaitu kemampuan teknik yang unggul dan resume karir yang mengangumkan di bank sentral.
Selain itu, tak hanya kaum feminis, tetapi ekonom dan sebagian warga AS berharap Yellen mampu mengendalikan tingkat pengangguran yang masih menjadi masalah utama di negara tersebut. Hal itu tentu juga akan menjadi fokus Yellen, mengingat cita-citanya adalah memberantas pengangguran dan menyediakan lapangan kerja yang layak. (Sis/Igw)