Pemerintah berjanji bakal mengganti rugi lahan pertanian yang puso (gagal panen alias rusak parah) akibat terendam banjir hingga Rp 2 juta per hektare (ha). Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 200 miliar sebagai dana ganti rugi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan, total seluruh sawah yang terendam banjir mencapai hampir 300 ribu ha di seluruh Indonesia. Lahan sawah itu terdiri dari 250 ribu ha sawah di Jawa, dan Puso seluas 40 ribu ha.
"Ini yang akan segera ditangani Kementan karena sudah ada kebijakan dan dananya. Percepatan ganti rugi ini supaya produksi tidak terganggu. Diharapkan dalam 10 hari ini curah hujan sudah normal dan distribusi akan semakin lancar," jelas Hatta usai Rakor Pangan di kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (6/2/2014).
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dana Rp 200 miliar sebagai kompensasi petani yang sawahnya rusak parah karena tergenang banjir.
Kerusakan parah dan gagal panen ini dinamakan puso. Artinya sawah yang terendam banjir sudah ditanami padi dan siap untuk memanen. Namun harus menanggung rugi karena terjangan air rob.
"Kalau rusaknya sampai 75%, dia akan mendapat penggantian antara Rp 1,7 juta sampai Rp 2 juta per ha. Supaya petani mendapatkan dana segar dan bisa beli bibit ulang dan pupuk. Pupuknya juga kami subsidi sehingga petani bisa menanam kembali," tutur Rusman.
Dana senilai Rp 200 miliar, kata Rusman akan disalurkan melalui Dinas Pertanian setempat. Pasalnya proses ganti rugi harus berdasarkan penilaian tim asesor.
"Kalau tidak, dia (petani) bisa mengklaim tanamannya puso, itu kan tidak fair. Puso akan diganti, tapi kalau cuma padinya kecil umur seminggu atau dua minggi cuma diganti cadangan benih saja," pungkas Rusman. (Fik/Ahm)
Baca juga:
Banjir Bakal Berimbas ke Pertumbuhan Ekonomi RI 2014
Banjir Bikin Produksi Pabrik di Kawasan Industri Turun
Lahan Pertanian Susut, Tepi Laut jadi Lokasi Tanam Kedelai
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan, total seluruh sawah yang terendam banjir mencapai hampir 300 ribu ha di seluruh Indonesia. Lahan sawah itu terdiri dari 250 ribu ha sawah di Jawa, dan Puso seluas 40 ribu ha.
"Ini yang akan segera ditangani Kementan karena sudah ada kebijakan dan dananya. Percepatan ganti rugi ini supaya produksi tidak terganggu. Diharapkan dalam 10 hari ini curah hujan sudah normal dan distribusi akan semakin lancar," jelas Hatta usai Rakor Pangan di kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (6/2/2014).
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dana Rp 200 miliar sebagai kompensasi petani yang sawahnya rusak parah karena tergenang banjir.
Kerusakan parah dan gagal panen ini dinamakan puso. Artinya sawah yang terendam banjir sudah ditanami padi dan siap untuk memanen. Namun harus menanggung rugi karena terjangan air rob.
"Kalau rusaknya sampai 75%, dia akan mendapat penggantian antara Rp 1,7 juta sampai Rp 2 juta per ha. Supaya petani mendapatkan dana segar dan bisa beli bibit ulang dan pupuk. Pupuknya juga kami subsidi sehingga petani bisa menanam kembali," tutur Rusman.
Dana senilai Rp 200 miliar, kata Rusman akan disalurkan melalui Dinas Pertanian setempat. Pasalnya proses ganti rugi harus berdasarkan penilaian tim asesor.
"Kalau tidak, dia (petani) bisa mengklaim tanamannya puso, itu kan tidak fair. Puso akan diganti, tapi kalau cuma padinya kecil umur seminggu atau dua minggi cuma diganti cadangan benih saja," pungkas Rusman. (Fik/Ahm)
Baca juga:
Banjir Bakal Berimbas ke Pertumbuhan Ekonomi RI 2014
Banjir Bikin Produksi Pabrik di Kawasan Industri Turun
Lahan Pertanian Susut, Tepi Laut jadi Lokasi Tanam Kedelai