Sukses

Mengapa Putra Daerah Banyak Tak Lolos Tes CPNS?

Kementerian PAN-RB memastikan ujian penerimaan CPNS berlangsung fair. Namun diakui banyak putra daerah yang tak lolos ujian tersebut.

Proses penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2013 mendapat sorotan pemerintah. Sejumlah keluhan dari peserta CPNS didengar langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kesempatan kunjungan kerja ke daerah.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah minimnya jumlah putra daerah yang diterima dalam proses penerimaan CPNS kali ini.

Menanggapi temuan tersebut, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abu Bakar di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (7/2/2014) mengakui adanya keluhana di beberapa daerah.

"Tes ini sangat fair, tapi ada juga sedikit kendala keluhan di beberapa daerah yaitu putera daerah sedikit yang masuk," katanya.

Azwar menjelaskan, keputusan penerimaan CPNS sepenuhnya diserahkan kepada daerah. Pemerintah pusat sama seklai tidak menetapkan kelulusan dan hanya bertugas mengeluarkan hasil.

Data Kementerian PAN-RB menemukan ada sebanyak 70 ribu posisi yang tak terisi karena kurangnya peminat. Kekosongan juga disebabkan peserta yang mendaftar tak mampu memenuhi kualifikasi.

"Kalau tidak terisi dengan passing grade kosong, prinsipnya fairness jangan sampai affirmative menggantikan fairness," katanya.

Seperti diketahui, Kementerian PAN_Rb menjadwalkan akan mengumumkan hasil tes (CPNS)  dari jalur tenaga honorer kategori II (K2) secara bertahap pada Sabtu, 8 Februari 2014.

Pemerintah saat ini masih memproses sebagian hasil tes CPNS dari jalur tenaga honorer kategori II. Dalam penentuan kelulusan ini, pemerintah memang mempertimbangkan bidang tugas, kualitas dan jabatan. Saat ini, Pemerintah memang memprioritaskan tenaga pendidik  dan perawat untuk diterima sebagai CPNS. (Yas/Gen/Shd)

Baca juga

Mimpi Jadi PNS, Tenaga Honorer Rela Mengabdi Belasan Tahun

Sebagian Hasil Tes CPNS Honorer Diumumkan Besok

Ikhlas, Cemas & Prasangka Hiasi Penundaan Hasil Tes CPNS Honorer
Video Terkini