Sukses

Kekayaan Bisa Terkuras Gara-gara Menabung

Tingginya angka inflasi di Indonesia, nilai dana tunai yang disimpan dalam bentuk tabungan akan semakin menyusut dalam jangka panjang.

Manulife Indonesia merilis hasil survei Manulife Investor Sentiment Index (MISI) yang menyatakan bahwa 37% dari kekayaan investor ditempatkan dalam portofolio tabungan atau dana tunai di kuartal IV 2013. Ini menandakan bahwa tabungan masih menjadi aset populer di kalangan investor.

Director of Business Development, Manulife Aset Manajemen Indonesia, Putut Andanawarih mengungkapkan, hasil survei tersebut memang mengalami penurunan dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai 42%.

"Secara umum pengelolaan kas orang Indonesia ditempatkan di dana tunai dengan hasil survei 37% responden. Ada pelemahan setimen terhadap tabungan sehingga berpengaruh terhadap prospek pensiun investor," ucap dia di acara Konferensi Pers MISI Kuartal IV 2013 di kantornya, Jakarta, Selasa (11/2/2014).

Kata Putut, dari angka itu sebanyak 55% responden mengaku merasa belum cukup memegang dana tunai. Artinya jumlah uang yang ada dalam tabungan maupun deposito masih kurang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

"Para investor ini menyimpan dana tunai bisa menutupi kebutuhan hidupnya rata-rata selama 10 bulan. Padahal kalau melihat teorinya, dana jaga-jaga itu perlu 3-6 bulan saja," jelasnya.

Dari penempatan aset kekayaan dalam bentuk dana tunai, menurut Putut, dialokasikan untuk keperluan sehari-hari sebesar 18%, tabungan pendidikan 15%, biaya medis 12%, sebesar 11% menambah akumulasi kekayaan, 9% menunggu kesempatan investasi, 9% pengeluaran besar selain rumah, 7% dikucurkan untuk membeli rumah dan 5% untuk dana lainnya.

Prioritas utama dari dana tabungan investor, tambah dia, dialokasikan untuk biaya pendidikan 35%, sebesar 20% memulai bisnis sendiri dan 14% untuk masa pensiun.

Meski begitu tetap populer, Putut menilai, investor perlu mengubah pola pikirnya. Sebab dengan tingginya angka inflasi di Indonesia, nilai dana tunai yang disimpan dalam bentuk tabungan akan semakin menyusut dalam jangka panjang.

"Setiap satu juta uang kita di tabungan, maka akan kena pajak dan inflasi. Dan pasti setiap bulan bakal berkurang Rp 7.000 terbuang sia-sia karena termakan inflasi. Jadi inflasi tidak bisa dianggap enteng, sebab akan menggerus kekayaan," cetusnya.

Putut menyarankan, agar masyarakat Indonesia mulai mempertimbangkan untuk mengurangi simpanan. Segera melakukan investasi secara lebih efektif pada berbagai jenis pilihan investasi yang telah tersedia. "Jangan simpan uang terlampau banyak di tabungan, karena bisa rugi," tukasnya. (Fik/Ndw)