Sukses

Merpati Jangan Lagi Berpikir Garap Bisnis Komersial Besar

Merpati sudah saatnya melupakan bisnis penerbangan komersial besar dan kembali ke sejarah pendiriannya.

Nasib maskapai milik pemerintah, Merpati Nusantara Airlines, hingga saat ini masih belum jelas. Operasional maskapai tersebut dibekukan untuk sementara.

Ketua Komisi V DPR RI, Laurens Bahang Dama meminta pemerintah agar fokus mengembalikan kebangkitan Merpati. Rencana bisnis (business plan) yang disusun pun harus realistis.

"Mestinya Merpati fokus pada bagaimana penyelesaian utangnya dulu. Yang kami harapkan business plan yang diminta oleh pemerintah harus realistis. Pemerintah perlu menyelamatkan merpati. Karena dari histori, dia yang membuka jalur-jalur perintis dulu," ujarnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (11/2/2014).

Laurens mengusulkan agar pemerintahmengembalikan Merpati pada operasional penerbangan yang sudah dijalankannya sejak pertama kali berdiri yaitu pada jalur-jalur perintis. Merpati tak boleh masuk dalam bisnis penerbangan komersial besar.

"Misalnya, dia menjadi feeder-nya Garuda lah. Untuk penerbangan yang kawasan timur, perintis, dia tidak perlu bermain di komersial. Ya karena sudah tidak bersaing dia kan. Apalagi penerbangan jemaah haji dan sebagainya. Biarkan itu Garuda Indonesia," lanjutnya.

Terkait keputusan Kementerian Perhubungan yang menawarkan 19 rute penerbangan bekas milik Merpati, Laurens menyatakan hal tersebut memang perlu dilakukan agar pelayanan masyarakat tidak terganggu.

"Dari sisi regulasi kalau dia tidak menerbangkan itu dalam tempo sekian puluh hari maka itu perhubungan sebagai regulator memberikan kesempatan," katanya.

Namun, Lauren mengatakan Merpati saat ini hanya membekukan rute penerbangan. Artinya, masih ada kesempatan bagi Merpati untuk kembali melayani rute yang sama bila sudah beroperasi kembali. (Dny/Shd)

*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com