Sukses

Pidato Janet Yellen Bikin Investor Kabur dari Negara Berkembang

Jika The Fed bermaksud melanjutkan kebijakannya, negara-negara bekembang dipastikan menghadapi risiko aliran dana keluar lebih besar.

Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang baru, Janet Yellen menegaskan dirinya berencana melanjutkan kebijakan penarikan dana stimulus yang ditentukan pimpinan sebelumnya, Ben Bernanke. Keputusan itu dianggap berpotensi besar membuat para investor meninggalkan negara-negara berkembang.

Seperti dikutip dari CNBC, Rabu (12/2/2014) jika The Fed bermaksud melanjutkan kebijakannya, negara-negara bekembang dipastikan menghadapi risiko aliran dana keluar lebih besar. Para investor diprediksi akan lebih memilih negara-negara dengan stabilitas serta masa depan ekonomi yang lebih cerah. Yellen mengaku sama sekali tidak panik dengan laporan tenaga kerja pekan lalu dan akan tetap meneruskan kebijakan The Fed.

"Kami telah memformulasikan strategi kebijakan sendiri dan saya sangat mendukung kebijakan tersebut," tegas Yellen dalam pernyataan perdananya mengenai visi The Fed di bawah kepemimpinannya.

Pemerintah negara-negara berkembang kini dituntut untuk menunjukkan ketahanannya saat dihadapkan dengan berbagai risiko yang muncul terkait kebijakan Yellen tersebut.

Sementara wanita pertama yang berhasil memimpin The Fed itu mengatakan, dirinya tidak terlalu memementingkan isu global.

Baginya, isu global tidak akan menjadi masalah penting bagi perekonomian AS. Meski diakuinya, The Fed tengah mengawasi berbagai situasi ekonomi baik domestik maupun global dengan cukup ketat.

Sementara itu, para investor yang mengharapkan kepastian keuntungan dari modalnya akan menghindari negara-negara berkembang yang dianggapnya tidak menarik dan berisiko. Itu lantaran The Fed tetap akan mengelola kebijakan suku bunga rendah yang dapat menjaring lebih banyak investor. (Sis/Ahm)

*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

Baca juga:

Janet Yellen Pastikan The Fed Tetap Tarik Stimulus Moneter