Letak Pulau Sambu yang strategis memberikan peluang bagi PT Pertamina (Persero) untuk lebih efisien dalam mendatangkan Bahan Bakar Minyak (BBM). Sayangnya, ketersediaan infrastruktur di kawasan ini masih tidak memadai dan tak jarang membuat Direktur Utama PT Pertamina Trading Energy Limited (Petral), Bambang Irianto geram.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengungkapkan, dirinya kerap menyaksikan orang nomor satu Petral tersebut mengomel setiap kali bertandang ke Kantor Petral.
"Setiap kali ke Pertral dirutnya selalu ngomel," kata Karena dalam peresmian tujuh proyek Pertamina, di Pulau Sambu Kepulauan Riau, Rabu (12/2/2014).
Karen menceritakan, kegeraman Bambang dipicu lambannya proses penambahan kapasitas terminal (BBM) di pulau Sambu, Kepulauan Riau.
"Pulau Sambu belum groundbreaking, untuk menangkap opportunity di Asia," ungkap Karen.
Beruntung, terhitung sejak hari ini, Pertamina memutuskan menambah kapasitas tangki penampungan terminal menjadi 300 ribu kiloliter (KL).
Selain itu, perusahaan Migas terbesar Indonesia ini juga memperbaiki dermaga dan menambah kapasitasnya sehingga bisa menampung kapal LR 100 ribu ton berat mati. Terminal ini akan dilengkapi sistem otomatis (terminal automatic system-TAS) dan fasilitas pencampuran solar dan minyak solar standar internasional.
Pertamina juga menambah fasilitas lain berupa Terminal BBM Tanjung Uban. Kapasitas tangki timbun dan dermaga terminal ini masing-masing ditingkatkan menjadi 200 ribu KL dan 100 ribu ton berat mati. Terminal ini juga dilengkapi TAS dan fasilitas pencampuran untuk mogas.
"Terminal ini diperbaiki untuk meningkatkan ketahanan stok BBM nasional. Keduanya baru pada tahan pencanangan tiang pertama dan ditargetkan selesai pada 2016 nanti," tuturnya.(Pew/Shd)
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengungkapkan, dirinya kerap menyaksikan orang nomor satu Petral tersebut mengomel setiap kali bertandang ke Kantor Petral.
"Setiap kali ke Pertral dirutnya selalu ngomel," kata Karena dalam peresmian tujuh proyek Pertamina, di Pulau Sambu Kepulauan Riau, Rabu (12/2/2014).
Karen menceritakan, kegeraman Bambang dipicu lambannya proses penambahan kapasitas terminal (BBM) di pulau Sambu, Kepulauan Riau.
"Pulau Sambu belum groundbreaking, untuk menangkap opportunity di Asia," ungkap Karen.
Beruntung, terhitung sejak hari ini, Pertamina memutuskan menambah kapasitas tangki penampungan terminal menjadi 300 ribu kiloliter (KL).
Selain itu, perusahaan Migas terbesar Indonesia ini juga memperbaiki dermaga dan menambah kapasitasnya sehingga bisa menampung kapal LR 100 ribu ton berat mati. Terminal ini akan dilengkapi sistem otomatis (terminal automatic system-TAS) dan fasilitas pencampuran solar dan minyak solar standar internasional.
Pertamina juga menambah fasilitas lain berupa Terminal BBM Tanjung Uban. Kapasitas tangki timbun dan dermaga terminal ini masing-masing ditingkatkan menjadi 200 ribu KL dan 100 ribu ton berat mati. Terminal ini juga dilengkapi TAS dan fasilitas pencampuran untuk mogas.
"Terminal ini diperbaiki untuk meningkatkan ketahanan stok BBM nasional. Keduanya baru pada tahan pencanangan tiang pertama dan ditargetkan selesai pada 2016 nanti," tuturnya.(Pew/Shd)