Sama-sama bergerak di bidang teknologi, Google dan Apple kerap membuat kalangan pebisnis penasaran dengan kemajuan dua perusahaan ini. Berbagai strategi coba ditiru oleh perusahaan-perusahaan yang berharap bisa setangguh Google atau Apple.
Kesuksesan dua perusahaan yang berbasis di California ini pun terus dibedah oleh sejumlah pebisnis, pengamat, bahkan para teknokrat. Lalu mana yang lebih sukses diantara keduanya, Google atau Apple?
Seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (13/2/2014), saat Google Inc. melepas sahamnya ke publik 10 tahun lalu, sebuah majalah The Economist mengulas keraguan para analis akan kemampuannya bersaing melawan Yahoo! Inc dan Microsoft.
Alhasil, Google berhasil menampik keraguan itu dan menjelma menjadi perusahaan paling berharga kedua di dunia.
Google bahkan kini tinggal satu tingkat di bawah pesaing terbesarnya yang berada di urutan teratas perusahaan paling berharga di dunia, Apple Inc. Sayangnya, ada satu hal yang membuat Apple masih lebih unggul dibanding Google.
Kolumnis di bidang ekonomi dan pasar keuangan Bloomberg, Matthew C Klein, berpendapat, Google sebagai raksasa mesin pencari global terlalu paranoid, ketakutan melewatkan sesuatu yang besar di masa depan. Sementara Apple tampak jauh lebih fokus untuk tidak mengacaukan perjalanan bisnisnya.
Selama tiga tahun terakhir Google tercatat sebagai perusahaan perunding paling aktif dengan berinvestasi di bidang apapun mulai dari robot hingga perumahan. Perusahaan teknologi itu juga sangat agresif dalam mendanai berbagai perusahaan baru melalui program Google Ventures dan membeli banyak perusahaan besar lewat Google Capital.
Keaktifan Google ini membuktikan perusahaan mampu melakukan apa saja untuk melindungi bisnisnya. Maklum, banyak perusahaan gagal karena tak mampu beradaptasi di tengah persaingan bisnis yang makin ketat.
Sementara pesaing utamanya, Apple, cenderung lebih konservatif dalam beberapa tahun terakhir. Tudingan ini makin terlihat setelah sang pendiri perusahaan, Steve Jobs meninggal dunia. Para pemimpin Apple seakan kehabisan ide untuk berinovasi selain tetap berupaya menggerakan roda perusahaan guna menghasilkan pendapatan untuk para pemegang saham.
Tanpa banyak melakukan investasi, Apple justru dianggap melakukan strategi yang baik guna mempertahankan perusahaan. Terbukti, Apple masih tercatat sebagau perusahaan tersukses.
Hingga saat ini, Apple telah menjual lebih banyak komputer dibandingkan perusahaan lain. Meskipun nilai saham, margin, dan keuntungannya lebih rendah dibandingkan setahun lalu.
Nilai saham Apple telah merosot sekitar US$ 180 miliar setelah mencapai puncaknya pada September 2012. Sebaliknya, kondisi Google di periode yang sama justru berhasil mendulang keuntungan hingga US$ 160 miliar.
Jumlah itu membuktikan bahwa sejak empat tahun lalu, Google sebenarnya sudah setara atau mungkin jauh lebih bernilai dibandingkan Apple.
Para investor ternyata lebih menyukai paranoia konstruktif Google dibandingkan kehati-hatian Apple yang berlebihan. Jadi siapa menurut Anda yang terhebat, Apple atau Google?
(Sis/Shd)
Kesuksesan dua perusahaan yang berbasis di California ini pun terus dibedah oleh sejumlah pebisnis, pengamat, bahkan para teknokrat. Lalu mana yang lebih sukses diantara keduanya, Google atau Apple?
Seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (13/2/2014), saat Google Inc. melepas sahamnya ke publik 10 tahun lalu, sebuah majalah The Economist mengulas keraguan para analis akan kemampuannya bersaing melawan Yahoo! Inc dan Microsoft.
Alhasil, Google berhasil menampik keraguan itu dan menjelma menjadi perusahaan paling berharga kedua di dunia.
Google bahkan kini tinggal satu tingkat di bawah pesaing terbesarnya yang berada di urutan teratas perusahaan paling berharga di dunia, Apple Inc. Sayangnya, ada satu hal yang membuat Apple masih lebih unggul dibanding Google.
Kolumnis di bidang ekonomi dan pasar keuangan Bloomberg, Matthew C Klein, berpendapat, Google sebagai raksasa mesin pencari global terlalu paranoid, ketakutan melewatkan sesuatu yang besar di masa depan. Sementara Apple tampak jauh lebih fokus untuk tidak mengacaukan perjalanan bisnisnya.
Selama tiga tahun terakhir Google tercatat sebagai perusahaan perunding paling aktif dengan berinvestasi di bidang apapun mulai dari robot hingga perumahan. Perusahaan teknologi itu juga sangat agresif dalam mendanai berbagai perusahaan baru melalui program Google Ventures dan membeli banyak perusahaan besar lewat Google Capital.
Keaktifan Google ini membuktikan perusahaan mampu melakukan apa saja untuk melindungi bisnisnya. Maklum, banyak perusahaan gagal karena tak mampu beradaptasi di tengah persaingan bisnis yang makin ketat.
Sementara pesaing utamanya, Apple, cenderung lebih konservatif dalam beberapa tahun terakhir. Tudingan ini makin terlihat setelah sang pendiri perusahaan, Steve Jobs meninggal dunia. Para pemimpin Apple seakan kehabisan ide untuk berinovasi selain tetap berupaya menggerakan roda perusahaan guna menghasilkan pendapatan untuk para pemegang saham.
Tanpa banyak melakukan investasi, Apple justru dianggap melakukan strategi yang baik guna mempertahankan perusahaan. Terbukti, Apple masih tercatat sebagau perusahaan tersukses.
Hingga saat ini, Apple telah menjual lebih banyak komputer dibandingkan perusahaan lain. Meskipun nilai saham, margin, dan keuntungannya lebih rendah dibandingkan setahun lalu.
Nilai saham Apple telah merosot sekitar US$ 180 miliar setelah mencapai puncaknya pada September 2012. Sebaliknya, kondisi Google di periode yang sama justru berhasil mendulang keuntungan hingga US$ 160 miliar.
Jumlah itu membuktikan bahwa sejak empat tahun lalu, Google sebenarnya sudah setara atau mungkin jauh lebih bernilai dibandingkan Apple.
Para investor ternyata lebih menyukai paranoia konstruktif Google dibandingkan kehati-hatian Apple yang berlebihan. Jadi siapa menurut Anda yang terhebat, Apple atau Google?
(Sis/Shd)