Tak terbangnya maskapai penerbangan milik pemerintah PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) ternyata tidak hanya menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat namun juga perusahaan produsen pesawat.
Salah satu perusahaan pembuat pesawat tersebut adalah PT Dirgantara Indonesia (Persero).
"Saya sedih Merpati tinggalkan pasar, dulu pasar diisi (tipe pesawat) CN235. Coba dilihat waktu jalan tol (Jakarta-Bandung) belum ada di isi dari Bandara Halim, CN235 Merpati laris, kita kalau sudah kepepet kembali ke Bandung pasti naik itu dan itu pasti penuh," cerita Direktur Komersial dan Restrukturisasi PT DI Budiman Saleh kepada media yang ditulis, Sabtu (15/2/2014).
Keprihatinan tersebut timbul mengingat PTDI merupakan produsen pesawat ti CN235 yang digunakan Merpati. Dengan tak terbangnya kembali Merpati makan potensi pasar CN235 semakin berkurang.
Namun sebagai perusahaan yang tengah bangkit, Budiman seakan tak kehabisan akal, demi terus meningkatkan pangsa pasar Perseroan meningkatkan target penjualan pesawat tipe CN235 di negara Asean.
"2014 produksi untuk alutsista akan berkurang, kita targetkan, Filipina, Malaysia Korea dan Thailand menggunakan lebih banyak Pesawat CN253 dan juga NC212," tegasnya.
PT DI sendiri saat ini dengan fasilitas yang dimiliki mampu memproduksi pesawat tipe CN235 sebanyak enam buah pesawat setiap tahunnya.
Namun Budiman menambahkan kapaistas tersebut belum mampu digunakan secara maksimal.
"Kapasitas belum terpenuhi, masih ada slide, karena kami tidak berani buat buffer stok. Kelemahan PTDI itu memproduksi pesawat kalau ada kontrak, kita sudah ajukan untuk mampu memproduksi sebagai buffer stock, tapi belum ada realisasi," pungkasnya. (Yas)
Salah satu perusahaan pembuat pesawat tersebut adalah PT Dirgantara Indonesia (Persero).
"Saya sedih Merpati tinggalkan pasar, dulu pasar diisi (tipe pesawat) CN235. Coba dilihat waktu jalan tol (Jakarta-Bandung) belum ada di isi dari Bandara Halim, CN235 Merpati laris, kita kalau sudah kepepet kembali ke Bandung pasti naik itu dan itu pasti penuh," cerita Direktur Komersial dan Restrukturisasi PT DI Budiman Saleh kepada media yang ditulis, Sabtu (15/2/2014).
Keprihatinan tersebut timbul mengingat PTDI merupakan produsen pesawat ti CN235 yang digunakan Merpati. Dengan tak terbangnya kembali Merpati makan potensi pasar CN235 semakin berkurang.
Namun sebagai perusahaan yang tengah bangkit, Budiman seakan tak kehabisan akal, demi terus meningkatkan pangsa pasar Perseroan meningkatkan target penjualan pesawat tipe CN235 di negara Asean.
"2014 produksi untuk alutsista akan berkurang, kita targetkan, Filipina, Malaysia Korea dan Thailand menggunakan lebih banyak Pesawat CN253 dan juga NC212," tegasnya.
PT DI sendiri saat ini dengan fasilitas yang dimiliki mampu memproduksi pesawat tipe CN235 sebanyak enam buah pesawat setiap tahunnya.
Namun Budiman menambahkan kapaistas tersebut belum mampu digunakan secara maksimal.
"Kapasitas belum terpenuhi, masih ada slide, karena kami tidak berani buat buffer stok. Kelemahan PTDI itu memproduksi pesawat kalau ada kontrak, kita sudah ajukan untuk mampu memproduksi sebagai buffer stock, tapi belum ada realisasi," pungkasnya. (Yas)