Sukses

Indonesia Terperangkap dalam Jajahan Kebutuhan BBM

Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini menjadi satu-satunya komoditas dengan tingkat importasi cukup tinggi di Indonesia.

Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini menjadi satu-satunya komoditas dengan tingkat importasi cukup tinggi di Indonesia. Ini terjadi karena konsumsi BBM dalam negeri kurang bisa diimbangi dengan produksi minyak lokal yang saat ini hanya mampu memasok 60% dari total kebutuhan dalam negeri.

Bahkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menilai Indonesia saat ini adalah negara yang terjajah kebutuhan bahan bakar. Salah satu bentuk ketergantungan dari masih kurangnya kilang-kilang minyak yang ada di Indonesia.

"Minimal (Indonesia) harus bangun lagi dua kilang, itu untuk mencukupi kebutuhan untuk saat ini, sementara kilang itu baru akan jadi lima tahun lagi, kalau dimulai sekarang. Padahal lima tahun lagi kebutuhan BBM kita sudah tambah lagi, itulah yang menyebabkan kita ini berada dalam penjajahan BBM," ungkap dia saat ditemui di kantornya, Senin (17/2/2014).

Dahlan mengharapkan peran pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk terus mencari investor demi pembangunan dua kilang minyak tersebut.

"Di sini peran negara besar sekali, Menteri Keuangan dan Menteri ESDM melobi pembangunan kilang kemana-mana, itu betul sekali, karena memang negara yang harus turun tangan," tegas dia.

Meski negara memiliki perusahaan migas yang cukup besar yaitu PT Pertamina (Persero), namun Dahlan menegaskan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini tidak mampu membuat kilang-kilang tersebut mengingat biaya pembuatan satu kilang mencapai Rp 80 triliun.

Saat ini, Indonesia setidaknya membutuhkan tambahan dua kilang minyak dengan kapasitas masing-masingnya sekitar 300 ribu barel. Dalam 20 tahun terakhir, Indonesia sama sekali tak membangun kilang baru.

Kebutuhan minyak nasional dari dalam negeri baru bisa memasok sekitar 60%. Dengan demikian pemerintah paling tidak harus mengimpor minyak sekitar 400 ribu barel per hari. (Yas/Nrm)

*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com