PT Krakatau Steel Tbk menargetkan penjualan baja lembaran untuk sektor otomotif meningkat hingga 10% pada tahun ini. Dengan demikian diharapkan dalam 3 tahun mendatang mampu mencapai 20%.
"Kita mau naikan dari share kita di sektor otomotif yang cuma 7%, bisa sampai 20% dalam 3 tahun kedepan. Tahun ini bisa meningkat 10% sudah bagus, jadi bertahap," ujar Direktur Utama Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2014).
Irvan mengatakan, saat ini kebutuhan baja lembaran untuk sektor otomotif mencapai 1 juta ton per tahun, di mana 7% berasal dari perusahaan plat merah tersebut. "Jadi sekarang sekitar 70 ribu, kalau kita bisa tingkatkan sampai 200 ribu itu sudah bagus," lanjutnya.
Namun untuk meningkatkan kapasitas produksi ini, perlu banyak investasi yang masuk ke Indonesia, termasuk investasi pada sektor otomotif sehingga semakin banyak produsen otomotif yang menyerap baja dalam negeri.
"Baja lokal ini kan untuk TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) terutama untuk LCGC. Kalau mau meningkat lebih dari itu investasinya harus lebih masuk lagi. Pilihan investasi masuk tergantung pada otomotif saat ini masih bagus tidak kedepannya dengan kondisi infrastruktur yang kita hadapi," jelas Irvan.
Saat ini, total produksi baja lembaran perusahaan tersebut secara keseluruhan ditargetkan mencapai 2,4 juta ton pada tahun ini, meningkat jika dibandingkan pada 2012 yang belum mencapai 2 juta ton. Sedang jika ditotal dengan beberapa anak perusahaan, total produksi baja lembaran mencapai 2,6 juta ton.
"Baja otomotif lebih mahal dari baja komersial lain, tinggal volume kalikan harga. Tergantung ragam baja otomotifnya. Baja otomotif bisa 2-4 kali lipat, karena persyaratan teknisnya jauh lebih tinggi," tuturnya.
Menurut Irvan, hingga saat ini produsen otomotif yang sudah dan akan menyerap baja dari perusahaan tersebut seperti Hino, Toyota, Nissan, dan Honda.
"Ada yang langsung dari ATPM, ada yang tidak, itu melalui industri penunjangnya. Terutama untuk LCGC dan kendaraan komersial," katanya.
Selain Kratakau Steel, lanjut Irvan, ada sekitar 2-3 produsen lokal yang juga memproduksi baja lembaran ini, namun jumlahnya diperkirakan masih kecil.
"Tidak semua spesifikasi baja bisa diproduksi didalam negeri, tetapi kita berharap yg bisa diproduksi didalam negeri, mereka gunakan," tandas dia. (Dny/Nrm)
"Kita mau naikan dari share kita di sektor otomotif yang cuma 7%, bisa sampai 20% dalam 3 tahun kedepan. Tahun ini bisa meningkat 10% sudah bagus, jadi bertahap," ujar Direktur Utama Krakatau Steel Irvan Kamal Hakim di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Senin (17/2/2014).
Irvan mengatakan, saat ini kebutuhan baja lembaran untuk sektor otomotif mencapai 1 juta ton per tahun, di mana 7% berasal dari perusahaan plat merah tersebut. "Jadi sekarang sekitar 70 ribu, kalau kita bisa tingkatkan sampai 200 ribu itu sudah bagus," lanjutnya.
Namun untuk meningkatkan kapasitas produksi ini, perlu banyak investasi yang masuk ke Indonesia, termasuk investasi pada sektor otomotif sehingga semakin banyak produsen otomotif yang menyerap baja dalam negeri.
"Baja lokal ini kan untuk TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) terutama untuk LCGC. Kalau mau meningkat lebih dari itu investasinya harus lebih masuk lagi. Pilihan investasi masuk tergantung pada otomotif saat ini masih bagus tidak kedepannya dengan kondisi infrastruktur yang kita hadapi," jelas Irvan.
Saat ini, total produksi baja lembaran perusahaan tersebut secara keseluruhan ditargetkan mencapai 2,4 juta ton pada tahun ini, meningkat jika dibandingkan pada 2012 yang belum mencapai 2 juta ton. Sedang jika ditotal dengan beberapa anak perusahaan, total produksi baja lembaran mencapai 2,6 juta ton.
"Baja otomotif lebih mahal dari baja komersial lain, tinggal volume kalikan harga. Tergantung ragam baja otomotifnya. Baja otomotif bisa 2-4 kali lipat, karena persyaratan teknisnya jauh lebih tinggi," tuturnya.
Menurut Irvan, hingga saat ini produsen otomotif yang sudah dan akan menyerap baja dari perusahaan tersebut seperti Hino, Toyota, Nissan, dan Honda.
"Ada yang langsung dari ATPM, ada yang tidak, itu melalui industri penunjangnya. Terutama untuk LCGC dan kendaraan komersial," katanya.
Selain Kratakau Steel, lanjut Irvan, ada sekitar 2-3 produsen lokal yang juga memproduksi baja lembaran ini, namun jumlahnya diperkirakan masih kecil.
"Tidak semua spesifikasi baja bisa diproduksi didalam negeri, tetapi kita berharap yg bisa diproduksi didalam negeri, mereka gunakan," tandas dia. (Dny/Nrm)