Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan dinas daerah pasca terjadinya letusan Gunung Kelud di Jawa Timur (Jatim) pada Kamis, 13 Februari 2014 malam. Hal itu dilakukan untuk mengetahui dampak letusan terhadap distribusi, pasokan dan harga bahan pokok.
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan, secara umum, kondisi pasokan dan ketersediaan bahan pokok di tiga provinsi yang terkena dampak letusan seperti yaitu Jatim, DI Yogyakarta dan Jawa Tengah, masih dalam keadaan cukup.
"Sampai saat ini secara nasional, ketersediaan bahan pangan pokok masih cukup. Yang perlu diperhatikan adalah pasokan ke depan karena sumber pasokan bahan pangan pokok, khususnya produk hortikultura berasal dari beberapa daerah di Jatim mulai berkurang," ujar Lutfi, di Jakarta, Senin (17/2/2014).
Dari pantauan Kemendag, arus distribusi di Jatim secara umum masih lancar dan jalur transportasi Malang-Kediri dan Malang-Blitar sejak 15 Februari 2014 sudah dibuka kembali.
Ketersediaan bahan pangan pokok di Jatim tergolong cukup, kecuali komoditi hortikultura yang tercatat berkurang 50% di Pasar Induk Oso Wilangun. Khusus untuk komoditas cabai, beberapa daerah sentra utama hortikultura di Jatim seperti Blitar, Kediri, Malang dan Nganjuk dipastikan mengalami gagal panen.
Kondisi ini dikhawatirkan bakal mengurangi pasokan cabai ke sejumlah pasar di luar kota seperti DKI Jakarta, Banten, Ambon dan Papua.
"Untuk komoditi bawang merah, produksi bawang merah khusus untuk Nganjuk sebagai daerah sentra yang terkena paparan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud, diperkirakan mengurangi pasokan 12% dari produksi nasional, mengingat Nganjuk memberikan kontribusi produksi 12% terhadap produksi nasional," kata Lutfi.
Pasokan cabe dan bawang ke Pasar Induk Kramat Jati posisi 14 Februari 2014 masing-masing masih normal. Untuk cabe, 162 ton biasa 150 ton per hari. Untuk bawang merah tercatat 98 ton, biasa normal 100 ton per hari.
Berdasarkan hasil identifikasi Kemendag terhadap kondisi pasar tradisional dapat dilaporkan yang berada dekat dengan lokasi letusan yaitu di Kota Kediri seperti Pasar Setono Betek, Pasar Bandar dan Pasar Pahing, Kota Blitar (Pasar Sutojayan dan Pasar Wlingi) dan Kota Malang (Pasar Dinoyo, Pasar Blimbing, Pasar Tawangmangu, Pasar Oro-Oro Dowo dan Pasar Klojen) terkena abu vulkanik.
Namun kondisi pasar tidak mengalami kerusakan bahkan sudah mulai dibersihkan dan beraktivitas kembali. Kondisi yang sama juga terjadi di sejumlah pasar di Yogyakarta, Jateng, yang mulai beroperasi namun masih sepi pembeli.
"Kami telah menugaskan staf ke lapangan untuk mengetahui lebih jauh apa yang bisa dibantu kepada pedagang pasar tradisional. Sejauh ini mereka memerlukan masker dan peralatan pembersih pasar agar pasar dapat beroperasi kembali segera. Kabupaten yang membutuhkan bantuan tenda jualan sebagai pasar darurat akan segera kami bantu," tandas Lutfi. (Dny/Ahm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
Keran Impor Siap Dibuka Menyusul Mahalnya Harga Pangan
19 Bendungan Jaga Pemukiman dari Lahar Dingin Gunung Kelud
Ribuan Rumah di Malang Rusak Akibat Letusan Kelud
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan, secara umum, kondisi pasokan dan ketersediaan bahan pokok di tiga provinsi yang terkena dampak letusan seperti yaitu Jatim, DI Yogyakarta dan Jawa Tengah, masih dalam keadaan cukup.
"Sampai saat ini secara nasional, ketersediaan bahan pangan pokok masih cukup. Yang perlu diperhatikan adalah pasokan ke depan karena sumber pasokan bahan pangan pokok, khususnya produk hortikultura berasal dari beberapa daerah di Jatim mulai berkurang," ujar Lutfi, di Jakarta, Senin (17/2/2014).
Dari pantauan Kemendag, arus distribusi di Jatim secara umum masih lancar dan jalur transportasi Malang-Kediri dan Malang-Blitar sejak 15 Februari 2014 sudah dibuka kembali.
Ketersediaan bahan pangan pokok di Jatim tergolong cukup, kecuali komoditi hortikultura yang tercatat berkurang 50% di Pasar Induk Oso Wilangun. Khusus untuk komoditas cabai, beberapa daerah sentra utama hortikultura di Jatim seperti Blitar, Kediri, Malang dan Nganjuk dipastikan mengalami gagal panen.
Kondisi ini dikhawatirkan bakal mengurangi pasokan cabai ke sejumlah pasar di luar kota seperti DKI Jakarta, Banten, Ambon dan Papua.
"Untuk komoditi bawang merah, produksi bawang merah khusus untuk Nganjuk sebagai daerah sentra yang terkena paparan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud, diperkirakan mengurangi pasokan 12% dari produksi nasional, mengingat Nganjuk memberikan kontribusi produksi 12% terhadap produksi nasional," kata Lutfi.
Pasokan cabe dan bawang ke Pasar Induk Kramat Jati posisi 14 Februari 2014 masing-masing masih normal. Untuk cabe, 162 ton biasa 150 ton per hari. Untuk bawang merah tercatat 98 ton, biasa normal 100 ton per hari.
Berdasarkan hasil identifikasi Kemendag terhadap kondisi pasar tradisional dapat dilaporkan yang berada dekat dengan lokasi letusan yaitu di Kota Kediri seperti Pasar Setono Betek, Pasar Bandar dan Pasar Pahing, Kota Blitar (Pasar Sutojayan dan Pasar Wlingi) dan Kota Malang (Pasar Dinoyo, Pasar Blimbing, Pasar Tawangmangu, Pasar Oro-Oro Dowo dan Pasar Klojen) terkena abu vulkanik.
Namun kondisi pasar tidak mengalami kerusakan bahkan sudah mulai dibersihkan dan beraktivitas kembali. Kondisi yang sama juga terjadi di sejumlah pasar di Yogyakarta, Jateng, yang mulai beroperasi namun masih sepi pembeli.
"Kami telah menugaskan staf ke lapangan untuk mengetahui lebih jauh apa yang bisa dibantu kepada pedagang pasar tradisional. Sejauh ini mereka memerlukan masker dan peralatan pembersih pasar agar pasar dapat beroperasi kembali segera. Kabupaten yang membutuhkan bantuan tenda jualan sebagai pasar darurat akan segera kami bantu," tandas Lutfi. (Dny/Ahm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
Keran Impor Siap Dibuka Menyusul Mahalnya Harga Pangan
19 Bendungan Jaga Pemukiman dari Lahar Dingin Gunung Kelud
Ribuan Rumah di Malang Rusak Akibat Letusan Kelud