Sukses

Hatta Belum Tahu Kementan Hentikan Impor Beras Premium

Pemerintah menghentikan sementara impor beras medium asal Vietnam Jakarta Timur.

Penghentian sementara impor beras premium oleh Kementerian Pertanian (Kementan) ternyata belum diketahui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa meski.

Penghentian impor menyusul kisruh masuknya impor beras medium asal Vietnam ke Pasar Cipinang, Jakarta Timur. Hal tersebut mencuat sejak salah seorang Pedagang Pasar Cipinang, Billy mengadukan masalah tersebut kepada Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi saat sidak di pasar beras terbesar di Indonesia itu beberapa waktu lalu.

"Saya belum tahu karena itu menjadi kewenangan Menteri Pertanian. Dia yang tahu perlu atau tidak (beras premium)," ujar dia di kantornya, Selasa (18/2/2014).

Hatta mengatakan, masalah impor beras premium maupun medium merupakan ranah Kementan. Pemerintah merestui impor beras medium oleh Perum Bulog sepanjang disepakati dalam rapat koordinasi (rakor).

"Apa betul kita perlu perlu impor, apa betul panen kita kurang, apa harga meningkat atau stok bulog tidak cukup sehingga butuh impor," jelas Hatta.

Dia mendesak, ada pembahasan secara bilateral antara Kementan dan Kementerian Perdagangan terkait impor beras Vietnam ini. Kedua kementerian ini pun diminta untuk tidak saling melempar kesalahan.

"Tidak usah saling menyalahkan, kaji apa penyebabnya kalau ada kekurangan dalam rekomendasi atau perizinan impornya segera diperbaiki. Tidak ada gunanya saling menyalahkan dan ini sudah dicek semuanya, setelah itu saya minta umumkan," tandas Hatta.

Sebelumnya, Kementan melakukan penataan terhadap proses impor beras. "Karena kasus ini, kami sedang menyetop rekomendasi. Kita atur lagi tata niaga seperti penataan importir dan sebagainya," ujar Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran hasil Pertanian Kementerian Pertanian, Emilia.

Adapun izin yang rekomendasinya ditunda yaitu untuk jenis beras khusus, seperti Japonica, Basmati dan Thai Hom Mali. Sedangkan rekomendasi untuk jenis beras ketan masih bisa diberikan oleh importir dengan pengawasan yang ketat. (Fik/Nrm)