Sukses

Ekspor Daging Ayam Olahan RI Kembali Menggeliat Pasca Flu Burung

Indonesia kembali bisa mengekspor produk daging ayam olahan beku pasca merebaknya kasus flu burung pada 2003.

Indonesia kembali bisa mengekspor produk daging ayam olahan beku pasca merebaknya kasus flu burung pada 2003. Kondisi ini dipicu kelebihan produksi daging ayam lokal untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), Syukur Iwantoro mengatakan, populasi ayam broiler di Indonesia mencapai 2,2 miliar ekor pada 2013. Dan pihaknya menargetkan populasi bertambah menjadi 2,4 miliar ekor di tahun ini.

"Dari jumlah target itu, sebanyak 80% dipenuhi untuk kebutuhan konsumsi daging ayam di Indonesia. Sedangkan total konsumsi daging unggas dari penduduk kita mencapai 65%," ujarnya di acara Workshop Peluang Bisnis Peternakan di Indonesia, Jakarta, Rabu (19/2/2014).

Sementara, kata Syukur, produksi daging ayam di 2012 sebesar 1,67 juta ton pada 2012. Sedangkan konsumsinya sebanyak 672 ribu ton atau 16% dari produksi daging unggas. Dengan kelebihan ini, Indonesia telah sukses melakukan swasembada daging unggas.

"Kebutuhan daging ayam bisa dipenuhi dari produksi dalam negeri, sehingga ada kelebihan produk. Makanya kami dorong pelaku usaha untuk mengolah daging ayam untuk keperluan ekspor terutama ke negara Timur Tengah, Asia salah satunya Jepang," terang dia.

Syukur mengakui, ekspor daging unggas Indonesia ke negara lain pernah terhenti di 2003 karena merebaknya kasus flu burung yang membuat banyak unggas mati. Dan pada era 2000-an, Indonesia mulai ekspor kembali daging ayam beku ke Jepang dan lainnya.

"Tapi kami terus melakukan upaya pembasmian flu burung sehingga kasus ini menurun drastis. Bahkan Kalimantan Barat dan Maluku Utara telah dinyatakan bebas flu burung dan bisa ekspor olahan daging ayam ke Jepang," ungkapnya.

Tiga emiten pakan ternak yang ingin menjajaki peluang bisnis ekspor produk olahan ayam tersebut, antara lain PT Sierad Produce Tbk, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

Sementara itu, Direktur Promosi Ekspor Departemen Kementerian Pertanian Jepang, Ryosuke Ogawa menambahkan, produk olahan ayam yang diekspor ke Jepang harus melalui proses pemanasan supaya terbebas dari penyakit kuku dan mulut, flu burung serta lainnya.

"Kami juga ekspor daging ayam segar dari Brazil karena cuma negara ini yang tidak terkena flu burung. Tapi kalaupun unggas dan ayam di Brazil kena flu burung, kami bisa saja menghentikan perdagangan daging ayam dari negara itu," pungkas dia. (Fik/Nrm)

*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com