Sukses

Pasokan Buah Lokal Terancam Langka

Harga buah mulai merangkak naik seiring mulai berkurangnya pasokan buah dari Jatim.

Dampak letusan Gunung Kelud diikuti hujan abu vulkanik beberapa waktu lalu memutus jalur distribusi pasokan buah dari sejumlah sentra di Jawa Timur (Jatim). Berkurangnya pasokan membuat harga buah di pasar tradisional mulai merangkak naik yang pada akhirnya mengurangi jumlah pembeli.

Pantauan Liputan6.com di sejumlah pasar di Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/2/2014) menemukan lapak pedagang buah lebih banyak yang memilih tak berdagang. Hanya terlihat beberapa konsumen saja yang menghampiri lapak buah berjumlah belasan unit tersebut.

Entis, salah seorang pedagang buah di Pasar Bogor mengungkapkan harga buah lokal seperti jeruk, apel malang, dan semangka telah mulai merangkai naik. Harga apel yang semula hanya 25 ribu rupiah perkilonya kini naik menjadi 30 ribu rupiah tiap kilogramnya.

Sementara harga semangka yang merupakan buah kiriman dari Banyuwangi, semula 3 ribu rupiah per kilogram (Kg) kini naik dua kali lipat menjadi 6 ribu rupiah. Sedangkan harga buah jeruk kini dijual Rp 12 ribu per Kg..

Menurut Entis, kenaikan harga buah berawal dari telatnya pengiriman pasokan buah yang berasal dari daerah Jatim akibat terimbas musibah Gunung Kelud. "Nggak cuma itu, faktor jalan rusak juga menjadi salah satu penyebab keterlambatan pengiriman," jelasnya, Rabu (19/2/14).

Berkurangnya jumlah pembeli membuat para pedagang buah harus gigit jari. Selama pasokan buah terus tersendat,  pedagang dipastikan akan mengalami kerugian. "Saya berharap agar harga segera kembali normal," tukasnya.

Sementara itu Kasubag Pemberdayaan Pedagang Pasar, Dudi Fahmadi, memastikan stok buah hingga akhir bulan ini masih aman. Namun mengawali Maret mendatang, stok buah lokal diperkirakan bakal langka.

"Diperkirakan bulan Maret akan ada keterlambatan distribusi buah hingga pasokan buah tertentu menjadi langka," kata dia. (Shd)