Para pembuat kebijakan di Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserves) mulai goyah untuk mempertahankan komitmennya mempertahankan suku bunga rendah. Saat ini, The Fed mulai mempertimbangkan untuk menaikan suku bunga acuannya saat tingkat pengangguran AS berada di bawah 6,5%.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (20/2/2014), penurunan jumlah pengangguran yang lebih cepat dari prediksi, membuat para pembuat kebijakan The Fed sepakat untuk mulai mengakhiri era suku bunga rendahnya. Hasil pertemuan The Fed pada Januari lalu juga mengindikasikan langkah The Fed untuk mulai merevisi ketentuan suku bunganya meski terdapat indikasi pelemahan di pasar tenaga kerja AS.
Sejumlah pembuat kebijakan juga mengatakan, tidak adanya perubahan signifikan pada prospek ekonomi AS telah memicu The Fed untuk memangkas pembelian obligasi sebesar US$ 10 miliar setiap kali pihaknya menggelar pertemuan.
Sementara itu, sejumlah bank sentral di AS meminta kejelasan The Fed atas rencananya mendorong pemulihan ekonomi AS. Dua faktor yang menjadi sorotan sejumlah bank sentral saat ini adalah penentuan tingkat suku bunga dan penurunan jumlah pembelian obligasi The Fed.
Permintaan kejelasan dari pemimpin bank sentral negara bagian ini mencuat setelah angka pengangguran AS terus merosot hingga 6,6% bulan lalu, atau level terendah dalam lebih dari lima tahun terakhir.
"Tampaknya sudah cukup aman jika pengangguran di AS sudah bisa mendekati 6,5% dan mengingat kecemasannya terhadap inflasi, suku bunga The Fed dapat naik kapan saja dalam waktu dekat," ungkap pakar strategi BTIG LLC Dan Greenhaus.
Meskipun hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) menunjukkan adanya kesepakatan bahwa angka pengangguran AS dapat terus berkurang, tapi direksi The Fed masih perlu mengklarifikasi arah kebijakannya. (Sis/Shd)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (20/2/2014), penurunan jumlah pengangguran yang lebih cepat dari prediksi, membuat para pembuat kebijakan The Fed sepakat untuk mulai mengakhiri era suku bunga rendahnya. Hasil pertemuan The Fed pada Januari lalu juga mengindikasikan langkah The Fed untuk mulai merevisi ketentuan suku bunganya meski terdapat indikasi pelemahan di pasar tenaga kerja AS.
Sejumlah pembuat kebijakan juga mengatakan, tidak adanya perubahan signifikan pada prospek ekonomi AS telah memicu The Fed untuk memangkas pembelian obligasi sebesar US$ 10 miliar setiap kali pihaknya menggelar pertemuan.
Sementara itu, sejumlah bank sentral di AS meminta kejelasan The Fed atas rencananya mendorong pemulihan ekonomi AS. Dua faktor yang menjadi sorotan sejumlah bank sentral saat ini adalah penentuan tingkat suku bunga dan penurunan jumlah pembelian obligasi The Fed.
Permintaan kejelasan dari pemimpin bank sentral negara bagian ini mencuat setelah angka pengangguran AS terus merosot hingga 6,6% bulan lalu, atau level terendah dalam lebih dari lima tahun terakhir.
"Tampaknya sudah cukup aman jika pengangguran di AS sudah bisa mendekati 6,5% dan mengingat kecemasannya terhadap inflasi, suku bunga The Fed dapat naik kapan saja dalam waktu dekat," ungkap pakar strategi BTIG LLC Dan Greenhaus.
Meskipun hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) menunjukkan adanya kesepakatan bahwa angka pengangguran AS dapat terus berkurang, tapi direksi The Fed masih perlu mengklarifikasi arah kebijakannya. (Sis/Shd)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com