Wakil Menteri Perdagangan (Mendag) Bayu Krisnamurthi mengaku sedikit khawatir dengan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa pekan terakhir.Â
Pada penutupan akhir pekan ini, nilai tukar rupiah tercatat telah menguat 0,3%. Nilai tukar rupiah pada transaksi antar bank pada hari ini terus bergerak naik 58 poin menjadi Rp 11.775 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.833 per dolar Amerika Serikat. Penguatan terjadi setelah data ekonomi Indonesia menunjukan adanya perbaikan defisit necara transaksi berjalan pada kuartal IV 2013.
Sebagai institusi yang berperan dalam pengelola laju ekspor-impor di Indonesia, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengaku penguatan nilai tukar rupiah yang terlalu cepat justru akan berefek kurang baik pada perdagangan.
"Ini penguatan rupiah mambuat saya agak khawatir," ujarnya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2014).
Bayu menilai, penguatan nilai tukar rupiah yang berlangsung secara cepat akan berefek kurang baik terhadap perdagangan, terutama dari sisi ekspor Indonesa.
Sayangnya, Kemendag mengaku belum bisa menjelaskan dampak yang akan timbul dari penguatan yang terlalu cepat tersebut.
"Kalau dilihat dari sudut perdagangan jangan terlalu cepat, ini tidak baik," tandasnya.(Dny/Shd)
Pada penutupan akhir pekan ini, nilai tukar rupiah tercatat telah menguat 0,3%. Nilai tukar rupiah pada transaksi antar bank pada hari ini terus bergerak naik 58 poin menjadi Rp 11.775 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.833 per dolar Amerika Serikat. Penguatan terjadi setelah data ekonomi Indonesia menunjukan adanya perbaikan defisit necara transaksi berjalan pada kuartal IV 2013.
Sebagai institusi yang berperan dalam pengelola laju ekspor-impor di Indonesia, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengaku penguatan nilai tukar rupiah yang terlalu cepat justru akan berefek kurang baik pada perdagangan.
"Ini penguatan rupiah mambuat saya agak khawatir," ujarnya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2014).
Bayu menilai, penguatan nilai tukar rupiah yang berlangsung secara cepat akan berefek kurang baik terhadap perdagangan, terutama dari sisi ekspor Indonesa.
Sayangnya, Kemendag mengaku belum bisa menjelaskan dampak yang akan timbul dari penguatan yang terlalu cepat tersebut.
"Kalau dilihat dari sudut perdagangan jangan terlalu cepat, ini tidak baik," tandasnya.(Dny/Shd)