Kepala Pengkajian Energi Universitas Universitas Indonesia, Iwa Garniwa menilai lebih baik PT Perusahaan Gas Negara Tbk yang mengakuisisi PT Pertagas, anak usaha milik PT Pertamina.
Ini seiring adanya rencana menjadikan Jakarta sebagai Kota Gas dimana kebutuhan energi Jakarta mengandalkan gas dan akan berdampak besar pada pengurangan penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
Kepala Pengkajian Energi Universitas Indonesia, Iwa Garniwa menilai rencana besar bagi kota Jakarta dan berbagai kota lainnya di Indonesia, tidak bisa dijalankan PGN sendiri.
Hal yang baik, ia menyarankan agar perusahaan trader dan broker gas yang selama ini mendapatkan gas dari PT Pertagas untuk ikut membangun infrastruktur gas.
“Harusnya para trader yang beli gas dari Pertagas itu juga bangun infrastruktur untuk melengkapi infrastruktur gas di Indonesia," kata Iwa dalam keterangannya, Jumat (21/2/2014).
Dia menilai selama ini, banyak dari broker gas itu mendapatkan gas dari Pertagas. Hal ini dinilainya bukan merupakan bisnis gas yang baik karena tidak mengembangkan infrastruktur gas.
Selama ini kata Iwa, PGN tercatat yang banyak mengembangkan infrastruktur gas di Indonesia. Adapun Pertagas, banyak mendapat warisan jaringan pipa dari induknya yaitu Pertamina.
Beberapa proyek pipanisasi gas bumi yang harusnya diselesaikan Pertagas sampai saat ini tak kunjung kelar. Contohnya adalah pipanisasi Gresik-Semarang.
Pertamina memenangkan tender pembangunan pipa Gresik-Semarang itu pada 2006 silam. Namun hingga saat ini belum juga ada tanda-tanda akan dibangun.
Menurut Iwa agar infrasturktur gas itu bisa dibangun dan dikelola dengan maksimal akan lebih bagus kalau Pertagas kemudian terkelola lebih maksimal, seperti menjadi bagian dari PGN.
Pertamina sebagai induk dari Pertagas, sudah tak perlu lagi mengurusi hilir gas dan fokus pada upaya untuk menaikkan lifting minyak.
“Biarkan Pertamina konsentrasi di minyak, toh itu tugas mulia dan sesuai core bisnis. PGN biarkan masuk ke Pertagas agar infrastruktur gas bisa lebih terfokus, karena core bisnis dia di situ. Biarkan perusahaan BUMN punya core bisnis masing-masing, bukan malah mendorong PGN diakuisisi Pertamina, itu jelas bukan penyelesaian cerdas menurut saya,” tandas Iwa.
Sementara itu, Koordinator Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi pun sepakat jika PGN yang harus segera mengakusisi Pertagas, dan masalah perminyakan diurus ke Pertamina saja.(Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Ini seiring adanya rencana menjadikan Jakarta sebagai Kota Gas dimana kebutuhan energi Jakarta mengandalkan gas dan akan berdampak besar pada pengurangan penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
Kepala Pengkajian Energi Universitas Indonesia, Iwa Garniwa menilai rencana besar bagi kota Jakarta dan berbagai kota lainnya di Indonesia, tidak bisa dijalankan PGN sendiri.
Hal yang baik, ia menyarankan agar perusahaan trader dan broker gas yang selama ini mendapatkan gas dari PT Pertagas untuk ikut membangun infrastruktur gas.
“Harusnya para trader yang beli gas dari Pertagas itu juga bangun infrastruktur untuk melengkapi infrastruktur gas di Indonesia," kata Iwa dalam keterangannya, Jumat (21/2/2014).
Dia menilai selama ini, banyak dari broker gas itu mendapatkan gas dari Pertagas. Hal ini dinilainya bukan merupakan bisnis gas yang baik karena tidak mengembangkan infrastruktur gas.
Selama ini kata Iwa, PGN tercatat yang banyak mengembangkan infrastruktur gas di Indonesia. Adapun Pertagas, banyak mendapat warisan jaringan pipa dari induknya yaitu Pertamina.
Beberapa proyek pipanisasi gas bumi yang harusnya diselesaikan Pertagas sampai saat ini tak kunjung kelar. Contohnya adalah pipanisasi Gresik-Semarang.
Pertamina memenangkan tender pembangunan pipa Gresik-Semarang itu pada 2006 silam. Namun hingga saat ini belum juga ada tanda-tanda akan dibangun.
Menurut Iwa agar infrasturktur gas itu bisa dibangun dan dikelola dengan maksimal akan lebih bagus kalau Pertagas kemudian terkelola lebih maksimal, seperti menjadi bagian dari PGN.
Pertamina sebagai induk dari Pertagas, sudah tak perlu lagi mengurusi hilir gas dan fokus pada upaya untuk menaikkan lifting minyak.
“Biarkan Pertamina konsentrasi di minyak, toh itu tugas mulia dan sesuai core bisnis. PGN biarkan masuk ke Pertagas agar infrastruktur gas bisa lebih terfokus, karena core bisnis dia di situ. Biarkan perusahaan BUMN punya core bisnis masing-masing, bukan malah mendorong PGN diakuisisi Pertamina, itu jelas bukan penyelesaian cerdas menurut saya,” tandas Iwa.
Sementara itu, Koordinator Investigasi dan Advokasi FITRA, Uchok Sky Khadafi pun sepakat jika PGN yang harus segera mengakusisi Pertagas, dan masalah perminyakan diurus ke Pertamina saja.(Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com