Harga emas pekan ini diprediksi mengalami kenaikan. Sebagian besar partisipan Kitco News Gold Survey yakin harga emas akan naik pekan ini mengacu hasil analisa pergerakan nilai logam mulia tersebut.
Seperti dikutip dari Forbes, Senin (24/2/2014), dari total 23 partisipan, sebanyak 19 peserta survei menilai harga emas naik pekan ini. Sementara masing-masing dua peserta memperkirakan harga emas turun dan bergerak variatif.
Para peserta survei terdiri dari para pialang emas, bank-bank investasi dan para analis pergerakan harga emas. Pekan lalu, para partisipan memprediksi adanya kenaikan harga. Benar saja, pada penutupan harga emas akhir pekan lalu, harga logam mulia tersebut tercatat mengalami kenaikan 2% per ounce.
"Belakangan ini,sejumlah faktor teknik menjadi sentimen positif bagi emas, kebalikan dari penurunan parah yang dialami logam tersebut tahun lalu," ungkap Kepala Heritage West Financial Ralph Preston.
Dia menjelaskan, harga emas sempat menunjukkan level terendahnya sejak Juli dan Desember 2013, sulit keluar dari level US$ 1.280 per ounce.
Namun kemudian emas mampu menembus US$ 1.430 per ounce pada Agustus dan US$ 1 375 per ounce pada Oktober.
Lalu logam mulia tersebut ditutup menguat akhir pekan lalu di level US$ 1.308,8 per ounce. Harga emas tengah menunjukan tren positif.
CEO Adrian Day Asset Management, Adrian Day mengatakan, adanya sentimen postif dari sejumlah investor yang mulai beralih pada emas.
Pemilik Phoenix Futures and Option Kevin Grady juga sepakat harga emas akan naik pekan ini. Terdapat sejumlah alasan mendasar yang mendorong naik harga emas.
"Kami kembali melihat selisih ketat di pasar-pasar emas berjangka yang saya rasa akan berdampak pada perdagangan di masa depan. Meski perhiasan emas belum menunjukkan banyak peminat, ke depannya komoditas tersebut akan banyak dilirik. Ke depannya bank sentral juga dapat membeli emas dan berperan sebagai pendongkrak harga logam tersebut," paparnya.
Grady juga menerangkan, faktor utama pergerakan emas saat ini masih didominasi aksi Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menarik dana stimulusnya.
Sementara para partisipan survei yang yakin akan adanya pelemahan harga emas pekan ini mengaku kenaikan yang sempat terjadi hanya akan bertahan dalam jangka pendek.(Sis/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
Harga Emas Melompat Dipicu Kekerasan di Ukraina
Harga Emas Loyo Lagi Ditimpa Penguatan Dolar
Sentimen The Fed Bikin Harga Emas Turun
Seperti dikutip dari Forbes, Senin (24/2/2014), dari total 23 partisipan, sebanyak 19 peserta survei menilai harga emas naik pekan ini. Sementara masing-masing dua peserta memperkirakan harga emas turun dan bergerak variatif.
Para peserta survei terdiri dari para pialang emas, bank-bank investasi dan para analis pergerakan harga emas. Pekan lalu, para partisipan memprediksi adanya kenaikan harga. Benar saja, pada penutupan harga emas akhir pekan lalu, harga logam mulia tersebut tercatat mengalami kenaikan 2% per ounce.
"Belakangan ini,sejumlah faktor teknik menjadi sentimen positif bagi emas, kebalikan dari penurunan parah yang dialami logam tersebut tahun lalu," ungkap Kepala Heritage West Financial Ralph Preston.
Dia menjelaskan, harga emas sempat menunjukkan level terendahnya sejak Juli dan Desember 2013, sulit keluar dari level US$ 1.280 per ounce.
Namun kemudian emas mampu menembus US$ 1.430 per ounce pada Agustus dan US$ 1 375 per ounce pada Oktober.
Lalu logam mulia tersebut ditutup menguat akhir pekan lalu di level US$ 1.308,8 per ounce. Harga emas tengah menunjukan tren positif.
CEO Adrian Day Asset Management, Adrian Day mengatakan, adanya sentimen postif dari sejumlah investor yang mulai beralih pada emas.
Pemilik Phoenix Futures and Option Kevin Grady juga sepakat harga emas akan naik pekan ini. Terdapat sejumlah alasan mendasar yang mendorong naik harga emas.
"Kami kembali melihat selisih ketat di pasar-pasar emas berjangka yang saya rasa akan berdampak pada perdagangan di masa depan. Meski perhiasan emas belum menunjukkan banyak peminat, ke depannya komoditas tersebut akan banyak dilirik. Ke depannya bank sentral juga dapat membeli emas dan berperan sebagai pendongkrak harga logam tersebut," paparnya.
Grady juga menerangkan, faktor utama pergerakan emas saat ini masih didominasi aksi Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menarik dana stimulusnya.
Sementara para partisipan survei yang yakin akan adanya pelemahan harga emas pekan ini mengaku kenaikan yang sempat terjadi hanya akan bertahan dalam jangka pendek.(Sis/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
Harga Emas Melompat Dipicu Kekerasan di Ukraina
Harga Emas Loyo Lagi Ditimpa Penguatan Dolar
Sentimen The Fed Bikin Harga Emas Turun