Empat hari setelah Zinedine Zidane menyatakan pengunduran dirinya, Bixente Lizarazu mengumumkan langkah serupa di akhir musim. Mantan skuad Les Bleus yang menjuarai Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 itu berencana bekerja sebagai konsultan Canal Plus.
Pemain bertahan kelahiran San Juan De Luz, 9 Desember 1969 itu yang kini bermain bersama jawara Bundesliga, Bayern Muenchen itu mengumumkan rencana gantung sepatunya saat diwawancarai Canal Plus, kemarin. “Saya telah lama berpikir tentang keputusan ini,” kata Lizarazu.
“Saya memutuskan untuk berhenti setelah mencapai level tertinggi dalam karir saya, bermain bersama klub yang telah memberikan segalanya. Bahkan, saya kira saya telah menerima lebih dari apa yang saya harapkan. Jujur saja, saya merasa beruntung dapat mengalami masa-masa keemasan sebagaimana yang diidam-idamkan oleh setiap pemain,” aku Lizarazu yang rencananya akan bekerja sebagai konsultan olahraga (sepakbola) Canal Plus. “Saya ingin berbagi rasa dan pengetahuan yang saya miliki tentang olahraga bersama Canal Plus yang saya anggap memiliki olahraga,” imbuhnya.
Lizarazu memulai kiprahnya sebagai pesepakbola profesional saat usianya belum genap 19 tahun dan bermain bersama klub Ligue 1, Girondins de Bordeaux, 1988. Empat tahun kemudian, Lizarazu mulai mengecap pengalaman internasional ketika dipanggil memperkuat tim nasional Prancis dalam pertandingan melawan Finlandia, November 1992.
Setelah secara mengejutkan gagal melangkah ke putaran final PD 1994 di Amerika Serikat—kalah dari Israel dan Bulgaria—Prancis mulai bangkit di Euro 1996 di Inggris. Lizarazu mampu mencetak gol saat Prancis mengalahkan Belanda 5-4 lewat adu penalti di babak perempat final. Sayang, langkah Les Bleus diganjal Ceko di babak semifinal, yang juga diakhiri dengan adu penalti.
Lizarazu yang mampu membawa Bordeaux tampil di babak final UEFA Cup 1996 melawan Bayern Muenchen akhirnya memutuskan melanglangbuana ke Spanyol dan bergabung bersama Athletico Bilbao di awal musim 1996-97. Saat itu, Lizarazu mencatat rekor sebagai satu-satunya pemain non-Spanyol yang mampu tampil sebagai pemain inti dalam skuad Bilbao sejak Perang Dunia I. Sayang, nasib baik belum menaungi Lizarazu. Setahun kemudian, Muenchen merekrutnya.
Dari sinilah penampilan Lizarazu mulai bersinar. Selain berkontribusi penuh atas keberhasilan Prancis di PD 1998 dan Euro 2000, Lizarazu pun turut mengantarkan Muenchen menjadi penguasa Bundesliga sebanyak lima kali dalam kurun waktu tujuh musim.
Setelah usainya pergelaran Euro 2004 di Portugal dimana langkah Prancis tersandung di babak perempat final dari Yunani, Lizarazu mengumumkan pengunduran dirinya dari tim nasional Prancis, dengan rekor 101 caps dan 2 gol.
Pemain bertahan kelahiran San Juan De Luz, 9 Desember 1969 itu yang kini bermain bersama jawara Bundesliga, Bayern Muenchen itu mengumumkan rencana gantung sepatunya saat diwawancarai Canal Plus, kemarin. “Saya telah lama berpikir tentang keputusan ini,” kata Lizarazu.
“Saya memutuskan untuk berhenti setelah mencapai level tertinggi dalam karir saya, bermain bersama klub yang telah memberikan segalanya. Bahkan, saya kira saya telah menerima lebih dari apa yang saya harapkan. Jujur saja, saya merasa beruntung dapat mengalami masa-masa keemasan sebagaimana yang diidam-idamkan oleh setiap pemain,” aku Lizarazu yang rencananya akan bekerja sebagai konsultan olahraga (sepakbola) Canal Plus. “Saya ingin berbagi rasa dan pengetahuan yang saya miliki tentang olahraga bersama Canal Plus yang saya anggap memiliki olahraga,” imbuhnya.
Lizarazu memulai kiprahnya sebagai pesepakbola profesional saat usianya belum genap 19 tahun dan bermain bersama klub Ligue 1, Girondins de Bordeaux, 1988. Empat tahun kemudian, Lizarazu mulai mengecap pengalaman internasional ketika dipanggil memperkuat tim nasional Prancis dalam pertandingan melawan Finlandia, November 1992.
Setelah secara mengejutkan gagal melangkah ke putaran final PD 1994 di Amerika Serikat—kalah dari Israel dan Bulgaria—Prancis mulai bangkit di Euro 1996 di Inggris. Lizarazu mampu mencetak gol saat Prancis mengalahkan Belanda 5-4 lewat adu penalti di babak perempat final. Sayang, langkah Les Bleus diganjal Ceko di babak semifinal, yang juga diakhiri dengan adu penalti.
Lizarazu yang mampu membawa Bordeaux tampil di babak final UEFA Cup 1996 melawan Bayern Muenchen akhirnya memutuskan melanglangbuana ke Spanyol dan bergabung bersama Athletico Bilbao di awal musim 1996-97. Saat itu, Lizarazu mencatat rekor sebagai satu-satunya pemain non-Spanyol yang mampu tampil sebagai pemain inti dalam skuad Bilbao sejak Perang Dunia I. Sayang, nasib baik belum menaungi Lizarazu. Setahun kemudian, Muenchen merekrutnya.
Dari sinilah penampilan Lizarazu mulai bersinar. Selain berkontribusi penuh atas keberhasilan Prancis di PD 1998 dan Euro 2000, Lizarazu pun turut mengantarkan Muenchen menjadi penguasa Bundesliga sebanyak lima kali dalam kurun waktu tujuh musim.
Setelah usainya pergelaran Euro 2004 di Portugal dimana langkah Prancis tersandung di babak perempat final dari Yunani, Lizarazu mengumumkan pengunduran dirinya dari tim nasional Prancis, dengan rekor 101 caps dan 2 gol.