Liputan6.com, Jakarta: Ada sepenggal kisah hidup yang menarik dari seorang Tantowi Ahmad yang merupakan pasangan Liliyana Natsir ketika menjuarai ganda campuran All England 2014. Pebulutangkis pria yang akrab disapa Owi itu, nyaris saja sekolah di pesantren.
Owi menjelaskan bahwa sekolah di pesantren merupakan keinginan ibundanya. Akan tetapi sang ayah, justru menyarankan untuk terus bermain bulutangkis.
"Ayah yang mengenalkan saya dengan bulutangkis saat masih kecil. Kalau saya malas, ayah pasti memaksa saya untuk mau latihan. Hingga akhirnya saya menyukai bulutangkis," kata Owi dalam jumpa pers di Grand Indonesia, Selasa (18/3/2014).
Owi memang merupakan salah satu pebulutangkis Indonesia yang sekarang ini dapat dibanggakan. Bahkan beberapa gelar telah diraihnya, terutama ketika berpasangan dengan Natsir atau biasa disapa Butet.
Di kejuaraan All England, Owi/Butet mampu mencetak hattrick juara, mulai tahun 2012 hingga 2014. Rekor tersebut jelas merupakan sejarah baru di dunia perbulutangkisan Indonesia.
Prestasi ini menyamai legenda bulutangkis dunia asal Korea, Park Joo Bong. Mantan pemain yang kini menjadi kepala pelatih tim Jepang itu merupakan juara ganda campuran di All England 1989 hingga 1991 bersama Chung Myung Hee. Sebelumnya, pasangan ini juga menjuarai gelar yang sama pada tahun 1986.
Dan berkat pencapaiannya tahun ini, Owi/Butet mendapat bonus dari PB Djarum, masing-masing sebesar Rp 200 juta. Tidak hanya itu, Owi/Butet juga mendapatkan tambahan uang tunai sebesar Rp 100 juta karena berhasil meraih gelar juara tiga kali beruntun.
Pengalaman Juara All England, Owi: Saya Nyaris Masuk Pesantren
"Ayah yang mengenalkan saya dengan bulutangkis saat masih kecil," kata Owi.
Advertisement